Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pameran Jejak Memori: Hikayat Tarekat Mason Bebas di Indonesia

Kompas.com - 01/11/2023, 19:09 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pameran Jejak Memori bertajuk "Hikayat Tarekat Mason Bebas Di Indonesia" digelar di Museum Taman Prasasti, Jakarta Pusat, hingga Selasa (7/11/2023).

Hadirnya pameran ini berangkat dari banyaknya masyarakat yang kembali menelusuri jejak sejarah keberadaan Tarekat Mason Bebas (Freemason) di Indonesia.

Baca juga: The Shalimar, dari Gedung Societeit, Markas Freemason hingga Hotel

Dalam hal ini, Museum Taman Prasasti menjadi salah satu yang merasakan perkembangannya.

"Banyak pengunjung yang mulai mencari jejak Freemason maka dari itu melalui pameran ini ingin mengenalkan kepada pengunjung bahwa di antara banyaknya makam yang ada di Taman Prasasti, beberapa di antaranya merupakan makam anggota Freemason," kata pemandu Museum Taman Prasasti, Yudi kepada Kompas.com, Rabu (1/11/2023).

Bukan untuk membuktikan stigma Freemason

Pameran Jejak Memori “Hikayat Tarekat Mason Bebas di Indonesia” di Museum Taman Prasasti Jakarta, Rabu (1/11/2023).Kompas.com/ Suci Wulandari Putri Pameran Jejak Memori “Hikayat Tarekat Mason Bebas di Indonesia” di Museum Taman Prasasti Jakarta, Rabu (1/11/2023).

Sebagai infomasi, Freemason ialah sebuah organisasi persaudaraan yang identitasnya bersifat rahasia. Organisasi ini diyakini menjunjung tinggi persamaan untuk semua orang, serta memperhatikan aspek kesejahteraan.

Di samping itu, kata Yudi, bukan rahasia umum bahwa identitas anggota Freemason kerap dikaitkan dengan stigma negatif oleh masyarakat.

Baca juga: 4 Fakta Museum Taman Prasasti Jakarta, Bekas Pemakaman Orang Asing

Terlepas dari hal itu, kata Yudi, pameran ini hadir bukan bertujuan untuk membuktikan kebenaran stigma Freemason, melainkan ingin mengenalkan secara singkat kepada masyarakat mengenai organisasi Freemason, dan keberadaan makam anggota Freemason di Museum Taman Prasasti.

"Kebenaran mengenai stigma Freemason, itu tergantung kepada sudut pandang pengunjung. Bagaimana kaca mata pengunjung dalam melihat sejarah," kata Yudi.

Baca juga: Museum Taman Prasasti Jakarta: Jam Buka dan Tiket Masuk

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com