Aturan selanjutnya yang harus diperhatikan adalah dilarang menyentuh karya atau koleksi, dalam bentuk apa pun.
Kerapuhan dan karya yang rawan jika tersentuh bahan lain dapat memengaruhi kualitas dan usia suatu karya. Misalnya, karya kumpulan daun kering atau lukisan, tidak terkecuali karya seni lainnya.
"Dikhawatirkan sentuhan dari manusia akan mempengaruhi dari intensitas karya yang dipajang. Soalnya kita gatau kan tangan-tangan kita ini bersih atau tidak," pesan Emily.
Terkait tulisan penanda, kata Emily, pihaknya memang tidak memasang tanda "Dilarang sentuh" di sekitar karya, demi menjaga estetika.
"Oleh karena itu kami imbau di awal, serta ada petugas yang siap berjaga. Jadi diharapkan teman-teman juga bisa menaatinya," imbuh dia.
Baca juga: Aturan dan Cara ke Museum Batik Indonesia di TMII, Dekat dari LRT
Pengunjung boleh berfoto atau mengambil video di tempat ini, asalkan tidak memakai cahaya kilat (flash).
Sebab, kata Emily, tiap karya memiliki kapasitas atau standar batasan cahaya. Jika terjadi penuruan, salah satunya akan berpengaruh ke perubahan warna karya tersebut.
"Kalau misalnya lebih dari 300, karya itu harus diistirahatkan selama dua tahun. Semua karya dan koleksi ya, standarnya segitu," kata dia.
Baca juga: TMII Punya Tur Keliling Gratis, Begini Cara Ikutnya
Untuk menjaga kebersihan dan antisipasi merusak karya, pengunjung tidak diizinkan membawa makanan atau minuman ke ruang pameran.
"Dilarang bawa makanan dan minuman. Kalau sudah terlanjur bawa, bisa dititipkan di ruang informasi, sebelum masuk," tutur dia.
Baca juga: Wajah Baru Taman Burung TMII, Ada Pertunjukan Gratis
Bagi orangtua atau wali yang membawa anak-anak, aturan yang harus diperhatikan adalah untuk mengawasi atau menjaga mereka.
"Diharapkan bapak/ibu atau wali, didampingi anaknya. Karena banyak instalasi, dikhawatirkan kena sudut-sudut tajam atau tanpa sadar menyentuh koleksi. Jadi harapannya sama-sama safety (menjaga keselamatan)," pungkas Emily.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.