Penjarahan tersebut bermula dari adanya ekspedisi Lombok yang dilancarkan oleh pasukan tentara kerajaan Hindia Belanda atau KNIL pada 1894.
Baca juga: Pengalaman Berkunjung ke Pameran Repatriasi, Lihat Pusaka Pangeran Diponegoro
Benda-benda rampasan berupa perhiasan hingga senjata di Pameran Repatriasi kini dipajang rapi di balik kaca pelindung.
Pengembalian benda bersejarah ini dari Belanda ke Indonesia punya cerita panjang, pengunjung bisa membaca sejarah singkatnya melalui deskripsi yang ada di bagian dinding pameran ketika berkunjung.
Benda-benda ini dikembalikan secara bertahap, yakni pada 1977 dan kemudian disusul pada 2023.
Selain di Lombok, penjarahan barang bersejarah juga terjadi di Bali. Penjarahan ini bermula dari Perang Puputan Klungkung pada 28 April 1908 yang dilakukan oleh pasukan KNIL terhadap Kerajaan Klungkung.
Baca juga: 5 Aktivitas di Pameran Repatriasi, Lihat Arca dan Ambil Majalah Gratis
Pada saat perang, Raja Klungkung yaitu Dewa Agung Jambe II tews dibakar. Beberapa benda pusakanya dijarah Belanda dari Puri Smarapura, yang salah satunya yaitu keris pusaka Klungkung.
Pada 1956, keris ini diakuisisi oleh National Museum van Wereldculturen, lalu disimpan di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda. Keris ini baru dikembalikan ke Indonesia pada 2023.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram