Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Abdul Nasir
Dosen

Dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Jember

Mencermati Kinerja Pariwisata 2023

Kompas.com - 04/12/2023, 09:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kedua, perubahan kebijakan visa yang dilakukan sebelum pandemi memungkinkan hampir 170 negara menerima Bebas Visa Kunjungan sebelum penerapan Visa on Arrival sejak Maret 2022.

Ini diperkirakan akan berdampak pada pola kunjungan wisatawan ke Indonesia.

Ketiga, karena persaingan negara lain untuk menarik wisatawan asing yang semakin meningkat, promosi pariwisata Indonesia di pasar-pasar utama asal wisatawan semakin terbatas.

Kondisi ini juga tidak terlepas dari kemampuan anggaran untuk mendorong pariwisata, yang selama ini lebih bergantung pada peran pemerintah, dan yang sejak pandemi jumlahnya telah menurun.

Selain itu, ada tiga tantangan yang dihadapi dalam upaya meningkatkan pergerakan wisatawan dalam negeri untuk mencapai target.

Tantangan pertama adalah biaya yang tinggi untuk perjalanan domestik, baik melalui udara maupun darat.

Kapasitas angkutan udara belum sepenuhnya pulih, yang merupakan faktor utama dalam kondisi ini, serta kenaikan biaya energi.

Tantangan kedua adalah konektivitas antara destinasi belum ideal, yang menyebabkan pergerakan wisatawan dalam negeri tetap terkonsentrasi di Jawa.

Tantangan ketiga adalah jumlah insentif yang diberikan untuk mendorong pergerakan wisatawan dalam negeri relatif kecil dibandingkan dengan negara pesaing yang banyak memberikan subsidi dalam bentuk voucher, diskon, dan kampanye yang konsisten.

Tren pariwisata akan berkembang dengan mengedepankan faktor pendorong utama pengambilan keputusan oleh wisatawan antara lain faktor kualitas, baik terkait mindfulness, sensation-seeking, culture immersion, atau pengaturan akomodasi/perjalanan (Expedia, 2022).

Lebih dari itu perjalanan wisata akan ditujukan untuk membawa kesehatan 'pikiran, tubuh, dan jiwa' sehingga banyak wisatawan mencari kedamaian dan kesenangan termasuk meIalui cara-cara yang kurang umum bagi sebagian besar orang.

Artinya muncul motif wisata sebagai wellness retreats dan motif off-grid travel, di mana banyak wisatawan ingin terhubung kembali dengan alam.

Diestimasikan sebanyak 60 persen wisatawan berkeinginan untuk berwisata secara unplugged (tidak terkoneksi dengan gadget) sehingga glamour camping atau glamping dan ekowisata akan tetap populer.

Motif cultural experiences juga diminati di mana banyak wisatawan yang ingin merasakan budaya baru dalam perjalanan mereka. Mereka ingin merasakan budaya, makanan, dan bahasa baru, dan bepergian ke tempat yang underrated.

Untuk mencapai target kinerja pariwisata masa depan, tren global dan transisi demografi harus dipertimbangkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com