Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Padusan, Tradisi Masyarakat Jawa Tengah Jelang Ramadhan

Kompas.com - 09/03/2024, 11:11 WIB
Zeta Zahid Yassa,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ramadhan yang merupakan bulan suci umat Islam, disambut dengan persiapan khusus di seluruh dunia. Di Indonesia, masyarakat mempersiapkan diri secara fisik dan batin untuk menjalani ibadah puasa. 

Salah satu tradisi yang dikenal adalah padusan. Tradisi ini dilakukan di beberapa daerah, terutama Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Dilansir dari laman Indonesia.go.id dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, padusan berasal dari kata adus dalam bahasa Jawa yang berarti mandi.

Baca juga: Festival Dugderan Ramadhan di Semarang Diadakan Hari ini, Ini Rutenya

Tradisi ini dilakukan untuk menyucikan diri secara lahir dan batin menjelang bulan suci Ramadhan. 

Masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta menjalani padusan dengan cara berendam atau mandi di sumur-sumur atau sumber mata air.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Tujuannya adalah untuk mempersiapkan diri secara spiritual agar dapat menjalani ibadah dengan suci.

Ramai-ramai ke pemandian

Namun, belakangan ini, nilai-nilai tradisi padusan mengalami pergeseran. Dari ritual yang bersifat sakral dan dilakukan sendirian, kini padusan sering dilakukan secara beramai-ramai di tempat-tempat wisata. 

Di Jawa Tengah dan Yogyakarta, terdapat banyak lokasi padusan yang merupakan obyek wisata, seperti Umbul Pajangan, Sendang Klangkapan, Umbul Kemanten, dan Sendang Ngepas Lor.

Ribuan warga Salatiga mengikuti tradisi padusan menjelang pelaksanaan ibadah puasa RamadhanKOMPAS.com/Dian Ade Permana Ribuan warga Salatiga mengikuti tradisi padusan menjelang pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan

Meskipun tradisi padusan kini menjadi daya tarik bagi masyarakat dan wisatawan, perlu diingat bahwa tradisi ini memiliki makna yang dalam dan sakral. 

Penting untuk menjaga nilai-nilai tradisi ini tanpa kehilangan esensi aslinya. Kerjasama antara pemerintah setempat dan masyarakat sangat diperlukan untuk melestarikan tradisi padusan agar tetap bermakna.

Di Kabupaten Boyolali, tradisi padusan telah kembali digelar setelah terhenti akibat pandemi Covid-19. 

Baca juga: Umbul Pengging, Pemandian Bernuansa Kerajaan di Boyolali

Masyarakat berkumpul untuk menyaksikan kirab Padusan Kabupaten Boyolali di Umbul Ngabean Pengging, dengan harapan dapat menjaga kearifan lokal dan budaya dalam menyambut Bulan Suci Ramadhan. 

Tradisi padusan diharapkan dapat mempertahankan nilai-nilai luhur dan spiritualitasnya di tengah perubahan zaman yang terus berlangsung.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com