Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Ikut Tradisi Kena Dila Saat Ramadhan di Desa Tepal NTB

Kompas.com - 18/04/2023, 07:08 WIB
Susi Gustiana,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

SUMBAWA, KOMPAS.com - Asap mengepul dari dapur bertungku kayu siang itu, Selasa (4/4/2023), di Desa Tepal, Nusa Tenggara Barat (NTB). Meski matahari tengah terik, suasana di dapur beratap terpal biru itu tetap sejuk.

Di dapur tersebut, terlihat Sridariman (46) cekatan memotong daging sapi menggunakan parang, sedangkan dua perempuan lain tampak mengaduk kuah sayur di atas tungku kayu.

Baca juga: Istana Dalam Loka, Saksi Kejayaan Kesultanan Sumbawa

Di rumah depan, ada puluhan perempuan sedang memasak bersama. Mereka bahu-membahu memotong sayur, menusuk sate, mengulek bumbu, dan menanak nasi.

Desa Tepal, yang disebut selamat saat letusan dahsyat Gunung Tambora tahun 1815 silam, dikenal kaya akan tradisi.

Warga di desa ini begitu erat menjaga harmoni dengan alam. Hampir semua aktivitas yang ada memiliki cerita turun temurun yang diwariskan nenek moyang, salah satunya adalah kena dila.

Kena dila adalah tradisi unik selama bulan Ramadhan di Desa Tepal yang terletak di Kecamatan Batu Lanteh, Kabupaten Sumbawa, NTB.

Baca juga: Dampak Letusan Tambora, 200 Tahun Lalu dan Kini

Kena dila artinya warga yang mendapat giliran menyiapkan berbagai santapan berbuka, tarawih, tadarus, dan sahur.

Saat bulan Ramadhan, tradisi bergotong royong dalam menyajikan aneka santapan dalam kena dila mulai dilakukan kaum perempuan sejak pukul 12.00 Wita. Berbagai masakan akan dibuat. mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama, dan hidangan penutup.

Warga Desa Tepal bergotong royong melakukan berbagai pekerjaan. Warga Desa Tepal bergotong royong melakukan berbagai pekerjaan.

Menu utamanya yaitu sayur khas Desa Tepal dengan daging ayam, ada pula daging sapi yang tetap dicampur dengan sayuran. Sementara itu, menu pembukanya yakni es buah, diakhiri dengan puding sebagai hidangan penutup.

"Kami masak goreng (soto) daging sapi dan sayur blunak," kata Sridariman.

Blunak adalah tanaman yang tumbuh subur di daerah dingin dan lembap.

"Ada juga sayur budak yaitu rotan muda yang dibuat pelu dicampur aru, kecambah, ikan dan santan kelapa," ujarnya.

Selain itu, ada juga menu sepat, ikan bakar, sate, dan semur daging.

Baca juga: Gubernur NTB Berencana Perbanyak Direct Flight ke Lombok-Sumbawa

Para warga perempuan juga bergotong royong untuk membuat kue yang akan diantar ke masjid saat tarawih dan tadarus.

"Kami siapkan aneka jajanan untuk tarawih dan tadarus," tutur Sridariman.

Malam itu, kena dila digelar di rumah Kepala Desa Tepal. Tak heran jika banyak warga yang membantu dan bergotong royong membuat aneka panganan dan hidangan.

Saat kena dila, setiap rumah warga yang mendapat giliran akan menyiapkan menu berbuka puasa, jajanan tarawih, jajanan tadarus, dan makanan sahur.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com