JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, menyebutkan, serangan siber (ransomware) terhadap pusat data nasional (PDN) tidak mengganggu masuknya turis asing.
Padahal serangan siber (ransomware) sempat menghambat pengurusan visa dan paspor masyarakat Indonesia yang akan ke luar negeri sejak pekan lalu, Kamis (20/6/2024).
"Tidak ada layanan (Kemenparekraf) yang terdampak langsung karena kami memiliki sistem yang berbeda," kata Sandiaga dalam program Weekly Brief with Sandiuno, Senin (1/7/2024).
Baca juga: Kronologi Sistem Imigrasi Lumpuh akibat Ransomware
Bahkan menurut pantauannya di tiga pintu masuk utama turis asing ke Indonesia, malah ada peningkatan angka wisman bila dibandingkan dengan data tahun lalu.
Nia Niscaya, Adyatama Ahli Utama Kemenparekraf/Baparekraf, mengakui bahwa memang adanya penumpukan wisatawan di awal terjadinya serangan siber di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2.
Lihat postingan ini di Instagram
"Itu sudah pasti membuat kecewa, tetapi kami berkomunikasi dengan pihak imigrasi, hal ini sudah teratasi dan semoga tidak terulang," kata Nia.
Keduanya juga menyebutkan, Kemenparekraf mendapat skor tertinggi di antara kementerian lainnya, terkait sistem pemerintahan berbasis elektronik.
Dampak serangan siber PDNS 2, sebenarnya, kata Sandiaga, belum bisa dilihat bila berbasis data kunjungan atau per orang karena gangguannya belum terjadi.
"Tetapi saya cukup yakin, untuk turis asing (dampaknya) belum terlalu terlihat, tetapi ini harus ditangani segera dan narasi yang cepat," ungkap Sandiaga.
Bahkan, Sandiaga mengungkapkan, sempat berbicara dengan Presiden Jokowi, untuk meningkatkan kolaborasi cyber security.
"Ini adalah sebuah peluang usaha sekaligus juga untuk memperkuat karena kita bertransformasi ke ekonomi digital," tambah dia.
Baca juga: Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu
Soal investor pariwisata, Sandiaga mengatakan bahwa image pariwisata Indonesia masih baik di mata dunia, mengingat kenaikan peringkat Travel and Tourism Development Index (TTDI) 2024.
"TTDI meningkatkan kredibilitas kita di mata para investor, mereka mengapresiasi, seperti disampaikan di UN Tourism Conference kemarin," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.