Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata Masih Ada Wisatawan yang Takut ke Indonesia

Kompas.com - 29/09/2013, 12:24 WIB
MESKI hubungan diplomatik Indonesia- Jepang sudah terjalin baik selama 55 tahun, ternyata masih ada warga Jepang yang takut ke Indonesia. Sabtu (14/9/2013) siang lalu, misalnya, seorang pengunjung pameran pariwisata internasional JATA Travel Showcase 2013 secara tak langsung mengungkapkan hal itu.

”Papa saya dulu ikut perang di Indonesia, tapi dia enggak ikut nembak-nembak. Dia meninggal di Halmahera (Maluku). Saya pengin ke sana.... Tapi, kira-kira aman enggak ya?” kata seorang pria berusia sekitar 70 tahun, warga negara Jepang, dengan suara terbata-bata, di Paviliun Indonesia, Tokyo Big Sight, Tokyo, Jepang.

Melihat wajahnya yang begitu memelas, Priscilla, dari Adventure Indonesia—biro perjalanan pariwisata yang menawarkan paket perjalanan ke sejumlah daerah di Nusantara—langsung menenangkan hatinya. ”Bapak enggak perlu takut. Kalau memang ingin ke sana, bisa hubungi kami nanti. Cukup urus tiket perjalanan Tokyo-Jakarta pergi-pulang. Untuk ke tempat pemakaman orangtua Bapak, kami bisa bantu mengurusnya. Silakan hubungi kami,” kata Priscilla meyakinkan, dengan bahasa Jepang yang fasih.

Priscilla pun kemudian menjelaskan letak Halmahera di peta dan bagaimana mencapainya dari Jakarta. Setelah mendapatkan penjelasan panjang lebar dan mendapat alamat lengkap Adventure Indonesia, sang kakek yang jalannya sudah lamban itu pun kemudian mencoret-coret kertas yang diterimanya dari Priscilla, mencatat segala sesuatu yang perlu ia ingat, dan berlalu tanpa bersedia menyebutkan nama dan tempat tinggalnya.

”Orang sini (Jepang) sangat menghormati leluhur. Karena itu, meski sudah tua, mereka masih berupaya mencari makam orangtuanya,” kata Priscilla, yang sudah sembilan tahun bermukim di Jepang, kepada Kompas.

Pada pameran pariwisata kali ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memfasilitasi 26 industri pariwisata dan beberapa daerah untuk berpromosi di Tokyo. Selain Adventure Indonesia, ikut pula 23 industri pariwisata yang tergabung dalam Bali Rasa Sayang (yang fokus mempromosikan Bali) serta The Santosa (hotel) Lombok dan Hotel Pangeran Pekan Baru. Adapun delegasi dari daerah, yakni dari DKI Jakarta, Jawa Tengah, Riau, dan DI Yogyakarta.

Siang itu, Paviliun Indonesia yang terdiri atas 18 booth, sekitar 180 meter persegi, diramaikan pengunjung yang sebagian besar warga setempat. Ada yang antre panjang untuk mendapatkan secangkir kecil kopi Indonesia yang dikenal lezat, ada yang memperhatikan cara membatik, ada pula yang sibuk mencari informasi tentang paket perjalanan wisata Indonesia.

Sehari sebelumnya, Paviliun Indonesia juga tak henti-hentinya dikunjungi rombongan mahasiswa dari beberapa institut pariwisata di Negeri Sakura tersebut. Bisa dikatakan, keelokan alam dan keramahan masyarakat Indonesia sudah dikenal masyarakat Jepang. Karena itu, ada semacam ”kewajiban” bagi mereka yang mendalami bidang pariwisata untuk mengetahui Indonesia lebih dalam.

Kurang termanfaatkan

Meski Indonesia relatif mendapat perhatian yang cukup, pameran yang diikuti lebih dari 100 negara dan seribuan industri, serta dikunjungi oleh ratusan ribu orang itu terkesan kurang termanfaatkan secara optimal. Dibanding sejumlah paviliun negara lain, Indonesia bisa dibilang ”tertinggal” dalam berpromosi.

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG Wisatawan asing tiba di Bandara Frans Seda, Maumere, Nusa Tenggara Timur, Jumat (17/5/2013). Wisata alam, rohani dan sejarah menjadi andalan sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur.
Pihak Bandar Udara Narita, Tokyo, misalnya, pada pameran tersebut membuat permainan yang diminati puluhan ribu pengunjung. Untuk mengikuti permainan itu, pengunjung membayar 1.200 yen atau lebih kurang Rp 100.000 (untuk dewasa) atau 600 yen (anak-anak dan pelajar) untuk masuk ke ruang pameran, rela antre hingga 30 menit untuk mengikuti permainan berhadiah itu.

Permainannya sangat sederhana. Pengunjung diberi semacam tiket penerbangan dan paspor. Kemudian, mereka dipersilakan memilih negara yang dituju dengan cara mengecap ”tiket penerbangan” di paviliun yang sesuai dengan destinasi. Selanjutnya, mereka diwajibkan mengikuti proses pemberangkatan, mulai dari bagian imigrasi hingga pemasangan stempel di paspor.

Ringkasnya, dengan mengikuti permainan tersebut, mereka menjadi tahu apa yang harus dilakukan jika suatu saat melakukan perjalanan ke luar negeri. Di samping itu, mereka juga secara tidak langsung dipaksa berkunjung ke paviliun peserta pameran. Imbalan atas partisipasi itu, pengunjung diberi hadiah berupa tas kecil untuk peralatan mandi.

Paviliun Australia pun mengadakan permainan serupa. Pengunjung diberi lembaran kertas berisi sejumlah pertanyaan, yang untuk menjawabnya perlu melihat peta Australia yang sudah disediakan di salah satu sisi booth negeri ”Kanguru” tersebut.

Dengan cara itu, peserta menjadi tahu persis di mana saja daerah kunjungan wisata di Australia. Selain itu, mereka juga secara tidak sadar dipaksa mengetahui apa saja yang bisa dilihat di Australia. Sungguh permainan yang ”cerdas”.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Jalan Jalan
5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com