Sebab, menurut Tazbir, mereka semakin sadar bahwa aset pariwisata akan menjadi lokomotif ekonomi masa depan.
Tazbir mengemukakan, pariwisata DIY sebenarnya tidak kekurangan obyek, bahkan obyek wisata di daerah ini berlimpah jumlahnya. "Semua ada, mulai dari wisata gunung, pantai, laut, desa wisata, sentra kerajinan batik, dan 'heritage'," katanya.
Namun, potensi yang besar itu belum dikelola optimal. Meski kunjungan wisatawan setiap tahun meningkat, namun tren kunjungan asal wisatawan tidak pernah berubah. Padahal, pola dan perluasan pasar wisata harus meningkat.
"Kalau mau maju ke depan, pelaku pariwisata harus lebih agresif lagi menjual destinasi wisata DIY ke negara yang belum tersentuh promosi, seperti Asia Tengah maupun Timur di antaranya Kirghistan, Azerbaijan, China dan lain-lain. Mereka termasuk pasar pariwisata potensial yang belum tergarap selama ini," katanya.
"Paket wisata yang baru ini perlu dioptimalkan, sehingga kunjungan wisatawan bisa meningkat jumlahnya," tambah Tazbir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.