Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Sehatkan Industri Pelancongan Indonesia

Kompas.com - 02/12/2013, 18:29 WIB
TIDAK berlebihan untuk melukiskan bahwa kinerja industri pariwisata Indonesia belum mencapai kondisi sehat atau masih oleng. Simak saja, misalnya, melalui arus pelancongan tahun 2012. Wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia, dan sebaliknya pelancong Indonesia ke luar negeri, jumlahnya ternyata tidak jauh berbeda, sama-sama sekitar 8 juta orang!

Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menunjukkan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia dari tahun ke tahun meningkat. Sebagai contoh, pada tahun 2011, wisman yang berkunjung mencapai 7,6 juta orang atau naik 8,5 persen dibandingkan tahun 2010. Capaian 2011 melampaui patokan rencana strategis 7,2 juta orang atau tipis di bawah target moderatnya 7,7 juta orang.

Peningkatan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia juga terjadi tahun berikutnya (2012) yang mencapai 8.044.462 orang. Jumlah itu melampaui target pesimistis 8 juta orang, yang berarti pula mengalami kenaikan 5,16 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman tahun sebelumnya (2011).

Sebaliknya, tentang jumlah wisatawan Indonesia yang melancong ke luar negeri, antara lain terungkap melalui pameran Asosiasi Perusahaan Agen Penjual Tiket Indonesia (Astindo) atau Astindo Fair 2013 pekan ketiga Maret lalu di Jakarta Convention Center (JCC). Seperti disampaikan Ketua Astindo Elly Hutabarat ketika itu, adalah hal mengejutkan karena pelancong Nusantara yang berkunjung ke luar negeri jumlahnya ternyata lebih dari 8 juta orang. Hal itu berarti tidak jauh berbeda, bahkan mungkin imbang, dengan jumlah wisman ke Indonesia.

Data Kemenparekraf juga menggambarkan, pengeluaran wisman selama berwisata di Indonesia mengalami peningkatan. Sebagai contoh, pada tahun 2010, pengeluaran tiap wisman senilai 1.085,75 dollar AS per kunjungan dan mengalami kenaikan menjadi 1.118,26 dollar AS pada tahun 2011.

Dengan demikian, industri pariwisata Indonesia pada tahun 2011 berhasil meraup devisa senilai 8,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 85 triliun). Raihan itu mengalami peningkatan 11,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang berhasil mengantongi devisa senilai 7,6 miliar dollar AS (sekitar Rp 76 triliun).

Raihan devisa dari sektor pariwisata hingga puluhan triliun rupiah tentu saja tidak kecil. Namun, jika disandingkan dengan arus pelancongan wisatawan Nusantara keluar negeri yang jumlahnya tidak jauh berbeda, raihan devisa itu menjadi tidak signifikan karena terjadi pengurasan yang nilainya tidak kecil pula.

Hingga sejauh ini belum diketahui secara persis rincian pengeluaran wisatawan Indonesia ketika berwisata di berbagai negara asing. Namun, sejumlah pihak menduga jumlah pengeluarannya tidak jauh berbeda dengan total devisa dari belanjaan keseluruhan wisman. Bahkan, ada yang menduga industri pariwisata Indonesia mengalami devisit karena devisa terkuras lebih tinggi dari devisa yang diraih.

Garuda Indonesia

Di tengah kondisi industri pelancongan Indonesia yang ”belum sehat” atau masih ”goyah”, maskapai penerbangan Garuda Indonesia bersama Badan Pariwisata Jepang mensponsori pelancongan media, termasuk Kompas, ke sejumlah obyek wisata di Kansai, Kyoto, Kobe, Sakai, dan Osaka (Jepang) selama lima hari, 8-12 November 2013. Bagi Garuda Indonesia, kunjungan itu sekaligus menandai pembukaan kembali rute penerbangan langsung Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Jakarta)-Bandara Internasional Kansai (Osaka).

Sebelumnya, Garuda pernah menerbangi rute Jakarta-Osaka hingga sekitar lima tahun lalu. Rute itu ditutup karena jalurnya sepi.

”Rute ini baru dibuka kembali sekarang setelah diketahui menjadi jalur potensial,” ujar Senior Manajer Pemasaran Garuda Luqmanul Hakim, sebagai pimpinan tim, setiba di Osaka, Jumat (8/11/2013) menjelang siang.

KOMPAS/SUTTA DHARMASAPUTRA Tilang membuat kawasan niaga Namba-Dotombori di Osaka, Jepang, selalu tertib dan teratur sehingga pengunjung pun merasa nyaman dan aman berbelanja. Sepeda yang parkir sembarangan didenda Rp 275.000, sedangkan sepeda motor Rp 440.000.
Penerbangan perdana Garuda rute Jakarta-Osaka setelah lima tahun terhenti ketika itu ditandai pengguntingan pita di Bandara Soekarno-Hatta, Senin (7/11/2013) larut malam. Hal itu dilakukan Direktur Layanan Garuda Indonesia Faik Fahmi bersama Sekretaris Utama Kedutaan Jepang untuk Indonesia di Jakarta Kamite Kenji dan Direktur Eksekutif Badan Pariwisata Nasional Jepang Katsuhisa Ishizaki.

Kata Faik Fahmi, penerbangan langsung Jakarta-Osaka merupakan bagian dari upaya pengembangan jaringan penerbangan Garuda sekaligus meningkatkan layanan dengan pilihan lebih banyak untuk bepergian ke Jepang atau sebaliknya. ”Dengan tambahan penerbangan ini, diharapkan akan semakin banyak wisatawan Jepang yang berkunjung ke Indonesia atau sebaliknya,” tuturnya.

Ia mengungkapkan, wisatawan Indonesia yang melakukan pelancongan ke Jepang tahun lalu sebanyak 101.000 orang. Jumlah itu mengalami lonjakan tajam, mencapai 63 persen dari jumlah pengunjung tahun sebelumnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com