Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menara Siger, Simbol Kebanggaan Lampung

Kompas.com - 03/03/2014, 17:56 WIB
LAIN padang lain belalang lain lubuk lain ikannya, begitu pepatah menyebutkan. Di Bali setiap perkantoran atau rumah umumnya dihiasi gapura berbentuk pura. Nah, di Lampung beda dan unik karena setiap bangunan publik akan memajang Mahkota Siger. Apa itu Mahkota Siger?

Mahkota Siger adalah mahkota yang dikenakan pengantin perempuan Lampung. Mirip dengan yang ada di tanah Minang dimana disebut dengan nama suntiang. Perbedaanya pada siger memiliki jumlah tanduk atau pucuk kecil sebanyak 7 buah.

Menurut foklor setempat bahwa 7 pucuk di mahkotanya berasal dari 7 gunung di Lampung yang menjadi tempat asal usul leluhur atau nenek moyang masyarakat Lampung. Lokasi awal itu yang membuat masyarakatnya membentuk kelompok masing-masing.

Ada pula yang mengasumsikan asal usul Mahkota Siger dikaitkan dengan Balaputra Dewa, Raja Sekala yang disebut Selopun yaitu sebuah daerah di Lampung yang menjadi rumah situs Batu Brak bekas pemukiman dari batu. Balaputra Dewa membuat siger sebagai miniatur Borobudur untuk istrinya Pramodya Wardhani, putri Samaratungga. Belum pasti apakah ini juga terkait dengan mahkota Kerajaan Sekala yang dipakai Pramodya Wardani istri sang raja tetapi hikayat dan refleksinya sungguh luar biasa.

Meski ada pendapat yang berbeda tentang asal usul simbolis dari siger tetapi tetap jelasnya mahkota ini dijadikan kebanggaan masyarakat Lampung dan disematkan di setiap sudut kota. Siger adalah simbol kedudukan sekaligus visi masyarakatnya di mana dalam sejarahnya termahsyur sebagai penghasil lada hitam.

Siger tidak merepresentasikan sistem kekeluargaan masyarakat Lampung karena bukan matrilineal tetapi patrilineal. Siger dipilih seolah Lampung lebih bernuansa feminin ketimbang daerah-daerah lain yang mengusung sifat maskulin dengan alat perang atau senjata tradisional sebagai simbol kebanggaannya.

Diyakini bahwa sifat seorang wanita dengan mahkota siger lebih diutamakan dalam memimpin masyarakat dan bergaul dengan tetamu. Rasa sayang, menghormati, mengayomi, dan mendidik adalah nilai-nilai dari feminisme yang direfleksikan dalam kehidupan masyarakat Lampung.

Bila Jakarta memiliki Monas, Bandung memilik Gedung Sate, atau Bali memiliki Garuda Wisnu Kencana, maka Lampung menyambut tamunya dengan Menara Siger di Bukit Bakauheuni. Saat menginjakkan kaki di bumi lada hitam, Lampung, dari kapal feri di Bakauheuni maka Anda akan melihat  Menara Siger.

Banyak pelancong di negeri ini menyematkan predikat titik nol jalur lintas Sumatera kepada Monumen Siger. Pada kenyataannya, jalur lintas Sumatera atau Trans Sumatera memang berakhir atau berawal tepat di bawah kaki bukit Bakauheuni di mana monumen ini menerawang jauh ke cakrawala Selat Sunda dan bumi Lampung dari atasnya.

Di puncak tanduk bagian tengah Menara Siger, terdapat payung berundak tiga berwarna putih, kuning, dan merah yang melambangkan tatanan kemasyarakatan Lampung. Di dalam bangunan yang menopang mahkota raksasa ini, terdapat prasasti Kayu Are sebagai simbol pohon kehidupan masyarakat Lampung.

ARSIP INDONESIA.TRAVEL Menara Siger di Lampung.
Menara Siger digagas oleh Gubernur Lampung Sjachroedin ZP, dengan bantuan arsitek, Ir Anshori Djausal MT. Bangunan dengan bentuk siger berwarna kuning keemasan ini menjulang tinggi sekitar 32 meter di atas bukit gamping yang menjulang 110 di atas permukaan laut. Proyek pembangunan ini memerlukan dana sekitar Rp 7 miliar, walau informasi lain menyebutkan Rp 15 miliar.

Dengan teknik pembangunan menggunakan sistem ferrocement, bangunan ini diyakini tahan terpaan angin dan guncangan gempa. Pengembangan Mahkota Siger tidak menggunakan semen curah cor, untuk mengurangi beban, namun dengan jaringan kawat menyerupai jaring laba-laba yang akan tetap kuat sebagai struktur bangunan.

Sempatkanlah berdiri di hadapan mahkota ini dan yakinkan Anda memahami falsafah tatanan masyarakat Lampung yang diantaranya terbuka hati  menerima tamu (nemui nyimah) dan suka berkenalan serta pandai bergaul (nengah nyappur). Bahasa daerah Lampung ini berasal dari bahasa perpaduan Sansekerta, Arab, dan Melayu dengan menggunakan turunan huruf pallawa yang disebut huruf kaganga. Menara Siger adalah lambang perpaduan teknologi, budaya dan juga kepariwisataan Provinsi Lampung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com