Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dia, Warung Jepang Rumahan di Pamulang

Kompas.com - 23/08/2014, 10:49 WIB
Kontributor Travel, Sri Noviyanti

Penulis

PAMULANG, KOMPAS.com – Soal kuliner, Pamulang di Tangerang Selatan, mungkin luput dari perhitungan. Sayang sekali, padahal belakangan banyak penjaja kuliner yang mencoba peruntungannya di kawasan ini. Mulai dari kelas kaki lima hingga resto mulai terlihat berjejal bila kita melewati jalan dekat kawasan Universitas Pamulang hingga jalan raya menuju Pondok Cabe.

Take, menjadi salah satunya. Kedai yang menawarkan makanan Jepang ini justru tak terlihat dari mata jalan raya. Perlu niat sedikit untuk mencari warung makan yang satu ini. Letaknya tak jauh dari Universitas Pamulang, tepatnya di Ruko Pamulang Permai Blok SH12/06.

Pertama kali ke sana, saya sempat bingung, tapi saat bertanya pada orang yang kebetulan berlalu-lalang ternyata banyak yang tahu. Usianya yang sudah menginjak tahun kelima ternyata membuatnya sudah dihafal orang.

Di Take saya bertemu dengan pemiliknya, Yati Mishima. Sebenarnya warung ini adalah milik suaminya yang berkewarganegaraan Jepang. Tetapi kini, Yati yang mengelolanya. Saat tiba, warung makan ini belum terlalu ramai, tapi setengah jam kemudian mulai dipadati pengunjung. “Orang memang lebih suka datang malam, kalau siang biasanya anak sekolah dan kantoran,” ungkap Yati.

Interior Take dapat dikatakan sederhana dan apik. Suasananya klasik, mengingatkan kita pada kedai-kedai Jepang tradisional. Warna cokelat dominan hadir dari meja kayu dan kursi rotannya. Sedang pada kaca, ada sentuhan ornamen pohon bambu berwarna hijau. Di depan warung makan berlantai dua ini, terdapat tiga buah lampion. Merah, kuning dan putih yang sudah terlihat mulai berdebu, tetapi menambah kesan klasik warung ini.

KOMPAS.COM/SRI NOVIYANTI Interior Take, warung Jepang di Pamulang, Tangsel, Banten, yang didominasi warna cokelat dan putih dengan konsep kedai Jepang klasik.
Salah seorang pelayan mengajak saya memilih-milih menu makanan dalam menu. Menunya dapat dikatakan tergolong beragam, mulai dari Sushi, Udon, Bento, Ramen,, Nabe dan makanan-makanan ringan khas Jepang. “Nabe itu biasanya yang familiar kita sebut shabu-shabu. Hanya beda penyebutan di sini,” ujar pelayan yang menjelaskan beberapa menu dalam buku.

Sore itu, saya tertarik mencoba Nabeyaki Udon serta Gyoza sebagai makanan pendamping. “Dua-duanya adalah menu favorit di sini,” ujar pelayan sambil lalu.

Sebenarnya saya juga tertarik dengan menu Ramen, hanya saja karena ukuran porsinya yang besar akhirnya saya urungkan. “Ramen juga favoritnya anak sekolah,” ujar Yati memberitahu.

Aneka ramen di sini, dijual dengan harga yang relatif terjangkau, hanya Rp 19.000. “Rata-rata menu kita memang dikatakan murah oleh orang-orang yang pernah datang,” ungkapnya.

Ya, memang cukup terjangkau, untuk aneka sushi saja dihargai mulai dari Rp 15.000 dan menu set paling mahal Rp 55.000. sedangkan untuk penghilang dahaga favorit adalah ocha. “Ocha dingin paling laris,” ujar Yati. Satu gelas ocha dingin dihargai Rp 8.000. “Kalau pagi, kita ada menu sarapan yaitu Bento. Harganya Rp 10.000,” katanya.

Untuk menu-menu yang dikategorikan sedikit lebih mahal daripada yang lain, ialah Doburi, Nabe dan Udon. “Yang sedikit lebih mahal pun rasanya tak bisa dibilang mahal,” ujar Yati tersenyum, ia memperlihatkan harga pada buku menu. Donburi berkisar mulai dari Rp 27.500, Rp 38.000 untuk Nabe dan Rp 40.000 untuk Udon.

“Udon yang kita pakai memang mahal, kalau yang lain bisa kita kasih murah itu karena bahannya lokal, tapi tetap yang berkualitas dan pastinya segar. Lebih dari seminggu kita buang. Untuk udon ikta tetap harus pesan dari Jepang, pernah buat sendiri ternyata rasanya jauh berbeda,” terangnya.

KOMPAS.COM/SRI NOVIYANTI Nabeyaki Udon dan Gyoza yang disajikan di Take, warung Jepang di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.
Hanya butuh waktu 15 menit sela obrolan kami, dua pesanan saya datang. Nabeyaki Udon dihidangkan dalam mangkuk keramik yang tebal. Wangi udang menusuk saat keramik penutup mangkuk dibuka, d atas udon terdapat tempura, terung yang dibelah kipas kemudian digoreng tepung, rumput laut dan sedikit daun bawang. “Kalau suka pedas, bisa ditambah sambal,” ujar Yati.

Udon ini lebih nikmat dimakan saat baru datang agar tempura dan terung goreng tepungnya masih renyah. Sedangkan Gyoza merupakan dumpling bakar isi sayuran yang memiliki rasa unik. Kulitnya berwarna kecokelatan dan kering. Rasanya sedikit garing. Dalam satu porsi, terdapat tiga Gyoza dalam piring, nikmat dimakan dengan tambahan kecap asin. Tak mengecewakan untuk harga yang terjangkau.

"Tenang saja, menu dalam buku sama seperti gambar aslinya. Kami tak akan membohongi pengunjung, gambar dibuat begitu adanya saja seperti porsi dan isi aslinya yang diihiangkan," tutup Yati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

Jalan Jalan
Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com