”Kami ingin bertatap muka langsung dengan warga Guangzhou. Dan tadi dalam MOU kami sepakat mengembangkan training SDM, baik di sini maupun di Indonesia,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu di Guangzhou seperti dilaporkan wartawan Kompas, Mohammad Bakir, Jumat (29/8/2014). Ikut menyaksikan penandatanganan itu Wakil Gubernur Guangdong Zhao Yufang dan Wakil Sekretaris Jenderal Pemerintah Guangdong Wu Ken.
Menurut Mari, pemerintah sedang membahas pembebasan visa bagi wisatawan dari kedua negara. Saat ini wisatawan asal Tiongkok bisa mendapatkan visa on arrival di beberapa pintu masuk utama Indonesia. Tiongkok sendiri memberlakukan bebas visa untuk kunjungan kurang dari 72 jam atau tiga hari.
”Itu untuk mempermudah perjalanan bisnis. Kalau untuk perjalanan ke Tiongkok, tentu tidak cukup hanya tiga hari,” kata Mari.
Promosi wisata ke Tiongkok harus terus dilakukan mengingat ”Negara Tirai Bambu” ini pasar terbesar pariwisata dunia. Tahun 2013 lalu, ada 100 juta wisatawan asal Tiongkok yang diperkirakan menghabiskan dana sekitar 110 miliar dollar AS.
Anthony Akili, CEO Smailing Tour, menargetkan dalam waktu dua tiga bulan ke depan dapat membawa 100 wisatawan Tiongkok ke Indonesia. ”Target tidak muluk-muluk dulu. Kalau itu tercapai, kan, berarti sekitar 52.000 wisatawan yang saya bawa,” ujarnya.
Menurut Anthony, Bali masih menjadi tujuan favorit wisatawan Tiongkok ke Indonesia. ”Kita berupaya mengenalkan Beyond Bali. Bali hanya salah satu dari obyek wisata, bukan satu-satunya,” ujarnya.
Mari menambahkan, bahasa masih menjadi kendala bagi wisatawan asal Tiongkok di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.