Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Destinasi Wisata di Nias Barat

Kompas.com - 11/10/2014, 12:34 WIB
Kontributor Nias, Hendrik Yanto Halawa

Penulis

NIAS BARAT, KOMPAS.com – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat ini mencari solusi agar pariwisata di Kepulauan Nias, Sumatera Utara naik kelas menjadi destinasi wisata nasional di kawasan Barat Indonesia. Demikian disampaikan Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Nias Barat, Yamonaha Waruwu kepada Kompas.com di ruang kerjanya, Rabu (8/10/2014).

Yamonaha Waruwu mengajak investor lokal dan luar negeri untuk menanamkan investasi di Nias Barat. Pertimbangannya sederhana, Nias Barat kaya akan potensi yang dimilikinya, apalagi di dunia pariwisata.

KOMPAS.COM/HENDRIK YANTO HALAWA Patung di Desa Lolozirugi, Nias Barat, Sumatera Utara.
Waruwu mengatakan, pertumbuhan ekonomi pariwisata Nias Barat perlahan mulai naik, di mana sejumlah kawasan pariwisata mulai dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri. "Saat ini, ada 10 kawasan tujuan pariwisata yang baru kita tata ulang dan kita jadikan tujuan wisata. Kawasan pariwisata tersebut saling dukung yang akan memberikan dampak luar biasa untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Nias Barat ke depan,” paparnya.

Menurut Waruwu, tujuan wisata yang ada di Nias Barat antara lain Rumah Adat Nias Barat di Desa Sitolubanua, surfing di Pulau Asu, panorama pantai Sirombu, batu bersusun di Pantai Falaete, Pantai Fari’i, Danau Pulau Bawa, Situs megalith di Lahomi, Desa Lolozirugi dan Desa Sisarahili. Seluruh obyek wisata itu menawarkan potensi luar biasa bagi investor, baik investor dalam negeri maupun investor luar negeri.

KOMPAS.COM/HENDRIK YANTO HALAWA Danau Pulau Bawa di Nias Barat, Sumatera Utara.
“Silakan para investor melakukan penelitian dan pengamatan di Nias Barat. Dari hasil penelitian nantinya, saya yakin akan ditemukan potensi kerja sama bidang ekonomi pariwisata yang saling menguntungkan,” ujar Waruwu.

Menurut Waruwu, hasil bumi dari masyarakat akan mudah diangkut melalui jalur laut lewat Pelabuhan Sirombu. "Itu sebabnya, ekonomi pariwisata di Nias Barat ini menjadi kawasan yang saling dukung,” katanya.

KOMPAS.COM/HENDRIK YANTO HALAWA Pantai Falaete di Nias Barat, Sumatera Utara.
Yamonaha Waruwu berharap kerja sama untuk mengembangkan ekonomi pariwisata dengan para investor tersebut segera terealisasi dalam waktu dekat. “Nias Barat butuh percepatan pembangunan. Kita akan terus memberikan peluang besar kepada para investor untuk bisa berbuat dalam pengembangan tujuan wisata. Kita akan bantu, semua dipermudah bagi investor," katanya.

Khusus kerja sama bidang pariwisata, tambah Waruwu, pihaknya akan membantu para investor agar bisa lebih nyaman bekerja di Nias Barat. "Tidak perlu jauh-jauh lagi. Di Nias Barat kita sudah memiliki semuanya. Seperti potensi keindahan alam dan olahraga air serta peninggalan zaman dahulu diantaranya situs megalith," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com