Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda Merapi Gagas Wisata Tubing

Kompas.com - 14/01/2015, 11:27 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Pemuda Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah memiliki cara unik untuk mengembangkan potensi wisata desa berbasis alam sekaligus menumbuhkan cinta lingkungan bagi warga setempat. Mereka menggagas sebuah wahana river tubing atau single rafting menggunakan ban dalam truk menyusuri selokan atau saluran irigasi. Terdengar aneh memang, karena saluran irigasi biasanya dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian warga. Namun pemuda lereng Gunung Merapi ini justu memanfaakannya untuk wahana rekreasi yang mengasyikkan.

Wisatawan diajak menyusuri jernihnya selokan irigasi sepanjang 2.000 - 2.500 meter, lengkap dengan jeram-jeram kecil namun cukup menantang. Adalah Sutejo, salah satu panggagas wahana river tubing atau yang populer dengan Mbelan River Tubing. Didirikan sejak November 2014 lalu, wahana ini menawarkan hiburan pemandangan alam lereng Merapi yang sekaligus memacu adrenalin wisatawan. "Awalnya kami melihat video youtube tentang river tubing di Bali, lalu terbesit ide untuk membuat wahana serupa, karena dusun kami punya potensi yang tidak kalah bagus dari Bali," ujar Tejo, Selasa (12/1/2015).

Setelah melalui diskusi panjang, ide Sutejo dan beberapa pemuda karang taruna Krogowanan ini dapat terwujud. Beruntung ada warga yang bersedia meminjamkan uang sebagai modal untuk merintis wahana baru ini. "Kami dapat pinjaman lunak dari seorang warga, sekitar Rp 7 juta, uang itu kami buat modal untuk membeli berlengkapan river tubing," ungkap Tejo.

Pengelolaan wahana ini sepenuhnya dipegang oleh karang taruna dusun setempat. Seluruh pendapatan yang masuk dari wisatawan akan menjadi kas dusun maupun desa, yang selebihnya dipakai untuk mengembangkan wahana itu sendiri.

Tejo menuturkan, seluruh kru yang memandu tubing merupakan para pemuda dusun setempat. Mereka berasal dari bermacam-macam latar belakang, ada pelajar, petani, pedagang, karyawan dan sebagainya. Kendati demikian mereka telah terlatih untuk menjadi pemandu tubing profesional. "Jadi ini menjadi kegiatan sampingan kami yang tidak saja bermanfaat bagi kami sendiri akan tetapi juga untuk desa kami," tutur Tejo.

Kepala Desa Krogowanan, Sugiyoo menyatakan, pihak desa sangat mendukung pengembangan wisata alam ini, karena dengan wisata permainan air ini juga membuka lapangan kerja bagi pemuda desa, sehingga pemerintah desa akan memfasilitasi agar wisata air ini bisa berkembang lebih baik. "Ini salah satu pengembangan ekonomi kreatif, karena pemuda desa bisa memanfaatkan potensi alam untuk mendatangkan uang. Kami akan mendukung penuh agar berkembang lebih baik. Bahkan dalam waktu dekat ini, sedang merintis wisata air yang lebih ekstrem," ujarnya.

Lebih dari itu, wisata ini juga sebagai upaya agar warga di sekitar saluran irigasi tidak lagi membuang sampah sembarangan. Karena ternyata, saluran irigasi yang semula dianggap biasa saja kini menjadi salah satu penopang perekonomian warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Larangan Study Tour ke Luar Provinsi Disesalkan Pelaku Wisata di Bantul

Larangan Study Tour ke Luar Provinsi Disesalkan Pelaku Wisata di Bantul

Travel Update
5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

Jalan Jalan
5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

Hotel Story
Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Jalan Jalan
5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

Travel Tips
Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Travel Update
6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

Travel Tips
Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Hotel Story
Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Hotel Story
Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Travel Update
10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

Jalan Jalan
Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Travel Update
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Travel Update
Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com