Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ampelmann, "Si Periang" yang Dicintai Para Pejalan Kaki di Berlin

Kompas.com - 17/06/2015, 17:39 WIB
Ferril Dennys

Penulis

DENGAN memakai topi besar, pria bertubuh kecil ini merentangkan kedua tangan saat lampu merah menyala. Selang beberapa detik, giliran lampu hijau menyala dengan memunculkan sosok si kecil tersebut melangkah riang. Sosok tersebut bernama Ampelmann yang merupakan ikon lampu pedestrian yang tersebar hampir pada 2000 penyeberangan di Berlin, Jerman.

Ampelmann membuat saya merasa aman saat menyeberangi sejumlah jalan saat mengunjungi kota tersebut awal Juni lalu. Awalnya, saya cuek dengan sosok yang muncul saat lampu merah atau lampu hijau menyala. Sama seperti di Indonesia, saya tetap mematuhi aturan bahwa berhenti saat lampu merah menyala dan menyeberang saat lampu hijau menyala.

Rasa penasaran saya muncul saat salah satu rekan dari Tim Greenfolks - pemenang kompetisi program nonton bareng bertajuk Heineken Champion The Match - heboh saat melihat lampu pedestrian yang ada Ampelmann seperti di Jalan Schlueterstrasse. Mereka berfoto dengan latar belakang simbol penyeberang pejalan kaki tersebut.

Ampelmann memang terkenal di Berlin. Selain menjadi tanda lampu pedestrian, Ampelmann menjadi buah tangan dalam bentuk gelas, baju, gantungan kunci, jam, dan lain-lain. Oleh karena itu, saya banyak menemui toko-toko menjual cenderamata dengan desain Ampelmann.

Berkembangnya Ampelmann yang merupakan produk Jerman Timur yang saat ini menjadi produk turistik, tidak terlepas dari keruntuhan tembok Berlin pada 1989.

KOMPAS.COM/FERRIL DENNYS Toko yang menjual cenderamata Ampelmann
Saat itu, ada semacam pandangan bahwa Barat adalah yang terbaik sehingga hal berbau dengan Jerman Timur harus dihilangkan. Saat Jerman bersatu, tidak hanya menerapkan mata uang sama tetapi juga penerapan lampu lintas berdasarkan gaya barat.

Sekelompok warga Jerman Timur tidak rela jika sepotong sejarah mereka dibumihanguskan. Mereka kemudian membentuk sebuah komite bernama Rescue the Ampelmännchen. Mereka berusaha melobi Menteri Lalu Lintas Berlin sampai mengizinkan agar Ampelmann tidak dihilangkan. Mereka pun berhasil.

Sejak 2005, banyak lampu pejalan kaki di Berlin barat diubah dengan gaya timur. Kota Huckeswagen menjadi yang pertama di bekas wilayah Jerman Barat menggunakan Ampelmann.

Ampelmann kemudian semakin mendunia setelah seorang desainer grafis, Markus Heckhausen, memenangi hak cipta untuk menjual dan memasarkan desain Ampelmann pada 1996 dan memulai sebuah perusahaan bernama Ampelmann Ltd. Menurut catatan The Guardian pada 2011, perusahaan tersebut menjual 500 barang Ampelmann mulai dari kalung anjing, anting-anting hingga aplikasi iPhone. Perusahan ini memiliki omzet sekitar 8 juta euro per tahun dan memiliki empat toko di Berlin, serta mendirikan satu toko di Seoul dan Tokyo.

Heckhausen harus berterima kasih kepada Karl Peglau. Peglau-lah yang menciptakan Ampelmann pada 1961. Proses terciptanya Ampelmann tidak terlepas dari pandangan psikolog lalu lintas tersebut bahwa lampu pedestrian tidak boleh dibatasi oleh usia dan kesehatan. Lampu pedestrian seharusnya dapat dipahami anak-anak, orang tua, hingga penyandang disabilitas.

Oleh karena itu, Peglau merancang seorang pria kecil sebagai simbol pejalan kaki. Ampelmann tersebut menggambarkan pria ceria, bersemangat, dan borjuis dengan topi yang dikenakannya.

KOMPAS.COM/FERRIL DENNYS Lampu pedestrian dengan simbol Ampelmann.
Ampelmann terbukti menjadi sangat populer sehingga orang tua dan guru mengampanyekan simbol tersebut sebagai bagian dari pendidikan keselamatan jalan bagi anak-anak pada awal 1980-an.

Tidak hanya itu, Ampelmann menjadi "hidup". Menteri Dalam Negeri Jerman Timur bersama Junge Welt - perusahaan penerbitan dan game - mengembangkan Ampelmann. Sebagian animasi cerita Ampelmann dengan nama Stiefelchen dan Kompasskalle disiarkan sebulan sekali menjelang waktu tidur anak-anak. Cerita Ampelmann menarik perhatian dan internasional dan meraih penghargaan di Cekoslovakia pada 1984.

Namun, Peglau harus berpisah dengan Ampelmann setelah ia meninggal di Berlin pada 29 November 2009 dalam usia 82 tahun. Dia meninggalkan istrinya, Hildegard, dan dua anak. Meski telah meninggal, karya Peglau masih abadi sampai saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tips Traveling dengan Hewan Peliharaan yang Aman

5 Tips Traveling dengan Hewan Peliharaan yang Aman

Travel Tips
Traveloka dan Baby Shark Beri Diskon Liburan Sekolah hingga 50 Persen

Traveloka dan Baby Shark Beri Diskon Liburan Sekolah hingga 50 Persen

Travel Update
4 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Melawati Keamanan Bandara

4 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Melawati Keamanan Bandara

Travel Tips
KAI Sediakan 739.000 Kursi Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus

KAI Sediakan 739.000 Kursi Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
Kadispar Bali: Pungutan Wisatawan Asing Sudah Hampir Rp 79 Miliar

Kadispar Bali: Pungutan Wisatawan Asing Sudah Hampir Rp 79 Miliar

Travel Update
Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

Travel Tips
Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Travel Tips
Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Travel Update
Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Travel Update
Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Travel Update
Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut 'Flare' di Gunung Andong

Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut "Flare" di Gunung Andong

Travel Update
Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Travel Tips
Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Travel Update
5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

Jalan Jalan
4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com