Socieaty, demikian namanya memang terkesan salah. Nama ini seharusnya dibaca ‘sosayeti’ sama seperti membaca kata ‘society’ dalam bahasa Inggris. Namun, Susanna dan timnya menyelipkan kata ‘eat’ di tengah, sehingga jadilah ‘Soci-eat-y’. Perlu waktu berbulan-bulan untuk memutuskan nama ini. Intinya sederhana, Susanna ingin menjadikan tempat ini sebagai tempat makan dan kumpul orang banyak, seperti arti kata ‘society’ yakni ‘masyarakat’.
“Awalnya ada puluhan nama, butuh waktu berbulan-bulan hingga nama ini yang terpilih,” kisahnya.
Ada sekitar 50 menu yang dapat dipilih. Dengan konsep ‘a la carte', pengunjung dapat memesan berbagai hidangan dari harga Rp 25.000-an hingga Rp 1.400.000-an. Ragam varian yang ditawarkan di antaranya menu breakfast (sarapan), sandwich, light bites (makanan ringan), soup & salad, appetiser, main course, ragam olahan es krim, minuman, cocktail, hingga wine. “Rata-rata pengunjung mengeluarkan biaya sekitar Rp 250.000 per orang untuk makan di sini,” terang Susanna.
Seluruh hidangan merupakan adaptasi dari berbagai restoran ternama di Les Amis Group, seperti La Strada, Bistro Du Vin, La Taperia, dan Les Amis. Menu-menu ini berasal dari empat negara berbeda: Italia, Perancis, Spanyol, dan Meksiko.
Meski demikian Susanna mengatakan dirinya menyesuaikan kembali rasa hidangannya dengan rasa Indonesia. “Setiap negara punya selera berbeda, jadi perlu dicocokkan kembali,” katanya.
Penyesuaian yang dilakukan Susanna di antaranya menggunakan tambahan rempah seperti pala, jahe, bawang putih, dan beberapa bahan herbal. Beberapa menu pedas juga diolah menggunakan cabai. Misalnya saja hidangan Aglio Olio dengan taburan ayam. Hidangan ini berbentuk spageti yang diolah dengan bawang dan cabai. Saat dimakan, rasa pedas cabai terasa ‘mencubit’ lidah, tapi tak begitu kuat hingga harus bernafas dari mulut.
Uniknya hidangan spageti biasanya menggunakan saus sebagai perasa pedas, namun di Socieaty, spageti sudah diberi bumbu dan cabai agar rasa lebih tajam. Atau pengunjung dapat mencicipi Garlic Chili Prawn. Sajian udang yang sudah dihilangkan bagian kulit, diolah dengan bawang, cabai, dan peterseli (petroselinum crispum).
Yang terakhir itu rasanya mirip ‘topping’ pizza dibungkus tortilla, asin, asam, dan gurih. ‘Topping’ yang dimaksud terdiri dari mozzarella atau keju cair, nanas, peterseli, dan daging ayam, dilengkapi dengan saus tomat. Saat dimakan, rasanya sangat beragam: manis, asam, dan asin.
Tak lupa dengan hidangan utamanya. Salah satu yang bisa dipilih ialah Roast Chicken. Tampilannya tampak sederhana, tak banyak warna. Daging ayam empuk, mudah dipotong dan agak ‘juicy’ atau berair. Saat dimakan, aroma jahe terasa di dinding mulut. Susanna menjamin setiap hidangan di restorannya menggunakan bahan dari Indonesia.
Menurutnya kualitas bahan di Indonesia sudah cukup baik. Perwakilan dari Les Amis Group Singapura, Timothi Goh, bahkan mencontohkan, babi kecil di Indonesia memiliki kualitas lebih baik di Singapura. Ya, babi kecil. Socieaty juga menyajikan makanan olahan babi. Tapi tak perlu khawatir, Susanna menjamin para pegawainya akan selalu menginformasikan kepada pengunjung makanan mana yang tak mengandung babi dan makanan mana yang mengandung babi.
Saat ditanya perihal promosi, keduanya sepakat tak membuat program promo apa pun. Bagi Tim –- demikian Timothi akrab disapa -- restoran-restoran dalam grupnya menjamin kualitas. Tim menambahkan, kualitas tak mengenal kata diskon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.