Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Durian dari Kaki Gunung Kelir Beradu Rasa, Ini Hasilnya...

Kompas.com - 02/03/2016, 09:11 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

AMBARAWA, KOMPAS.com - Desa Brongkol, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang selama ini dikenal sebagai sentra produsen buah durian. Ribuan pohon durian yang berumur belasan hingga puluhan tahun tumbuh subur di lahan seluas 500 hektar di kaki Gunung Kelir.

Tiap-tiap pohon mempunyai buah dengan karakteristik citarasa yang berbeda-beda. Menyebut nama "Brongkol" seolah adalah jaminan rasa buah durian dengan kualitas rasa yang istimewa.

Lantas bagaimana jika durian-durian asli Desa Brongkol ini beradu rasa? Sedikitnya 52 durian Brongkol diadu rasa dalam lomba durian yang digelar di halaman Kantor Desa Brongkol, Selasa (1/3/2016) siang.

(Baca: Kelewat Enak, Durian Vera Sering Ditolak Ikut Lomba)

"Sudah terlalu banyak durian Brongkol yang jadi juara di lomba tingkat provinsi atau pusat. Tetapi kita masih punya ribuan lainnya yang belum sempat terekspos," kata ketua panitia lomba durian Desa Brongkol, Sumardi.

Sebut saja durian Kendil, Kopek, Sukun, Kenteng, Mentega, Tumbu, Moho dan durian Vera adalah sederet buah durian asal Brongkol yang pernah mencatatkan prestasi dalam berbagai lomba atau festival durian, baik tingkat provinsi maupun nasional.

(Baca: Merasakan Durian Vera... Legitnya Dapet! Manisnya Dapet!)

Durian yang pernah menyabet juara, menurut Sumardi, tidak boleh diikutkan dalam lomba durian yang digelar pihak desa ini.

"Durian Tumbu pernah juara nasional di Jakarta sekitar tahun 80-an. Yang sudah pernah juara tidak ikut lomba ini," kata Sumardi, yang juga Kepala Dusun Tabak Gunung, Desa Brongkol.

Lomba durian tingkat desa ini, lanjut Sumardi, bertujuan untuk memperkenalkan varietas durian asli Desa Brongkol. Alasannya, masih banyak varietas durian asli Brongkol yang belum begitu dikenal oleh para penggemar durian, padahal citarasanya tak kalah dengan buah durian Brongkol yang sudah pernah menjadi juara dalam berbagai ajang lomba.

KOMPAS.COM/SYAHRUL MUNIR Kades Brongkol, Heru Sandhora (berpeci) tengah menilai durian peserta Lomba Durian Desa Brongkol, di Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (1/3/2016) siang.
"Di Brongkol itu bukan kebun durian lagi, tapi hutan durian, karena ribuan durian tumbuh di sini. Tiap-tiap pohonnya mempunyai buah dengan ukuran, bentuk dan rasa yang berbeda-beda pula," ujar Sumardi.

Dalam lomba durian ini, sekitar 10 juri menilai 52 buah durian yang tertata rapi di atas meja. Mereka mencicipi buah durian satu per satu, lantas memberikan skor berdasarkan pada beberapa indikator seperti rasa, ketebalan, warna dan ukuran.

Salah satu juri, Kades Brongkol Heru Sandhora mengaku sulit menentukan pilihan durian yang menjadi juara. "Semuanya enak dan punya kekhasan sendiri. Sulit menentukan pemenangnya," kata Heru.

Setelah menjumlahkan poin atau nilai dari masing-masing juri, serta diskusi yang cukup alot, panitia akhirnya mengumumkan juara I lomba durian Desa Brongkol adalah durian Gowok milik Parmin, juara II durian Jambon milik Gunadi dan durian Robin milik Karmin Haryoko sebagai juara III.

"Bagi penggemar durian jangan khawatir, durian kami masih ada sampai satu bulan ke depan," tambah Sumardi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com