Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Penuh Topeng dan Wayang Ini Bisa Jadi Wisata Budaya Alternatif di Bali

Kompas.com - 15/03/2016, 06:05 WIB
RUMAH Topeng dan Wayang Setia Darma (RTWSD) berdiri karena keprihatinan topeng-topeng di Indonesia yang kurang mendapat perhatian. Berada di Jalan Tegal Bingin (Mas, Ubud) Banjar Tengkulak Tengah, Desa Kemenuh, Sukawati, Gianyar, Bali, RTWSD sudah ada sejak 1998.

Pendiri sekaligus pengelola RTWSD, A Prayitno mengatakan, seiring berjalannya waktu, tidak hanya topeng yang dikumpulkan, tetapi juga wayang.

“Sampai saat ini topeng dan wayang yang kami kumpulkan ada 1.300 topeng dan 5.700 wayang. Kami berusaha untuk terus menambah topeng dan wayang selama kami masih bisa berjalan,” ujar Prayitno.

Koleksi ribuan topeng dan wayang tidak hanya berasal dari daerah di Indonesia. RTWSD juga menjadi rumah bagi topeng dan wayang yang ada di berbagai negara.

Seperti halnya topeng yang berasal dari Tiongkok, Jepang, Meksiko, Italia, Srilanka, Laos, Vietnam, serta negara-negara yang ada di Benua Afrika.

“Wayang juga dari seluruh dunia, antara lain wayang dari Indonesia yang sangat banyak ragamnya, terutama dari Bali yang memiliki delapan macam. Kemudian wayang dari Jepang, Malaysia, India, dan banyak lagi yang ada di sini,” lanjut Prayitno.

Mengunjungi RTWSD tidak sekadar hanya melihat ribuan topeng dan wayang yang terkumpul. Lebih dari itu, pengunjung bisa belajar banyak hal mengenai kedua benda tersebut.

Semua koleksi diletakkan secara rapi dan terawat, beberapa ditempatkan dalam lemari kaca. Setiap koleksi dilengkapi dengan narasi yang menejelaskan asal topeng dan wayang itu.

Pengunjung dapat mengetahui berbagai bentuk ekspresi, warna, anatomi, ukuran, dan ornamen penghias dari topeng. Setiap topeng memiliki aura yang berbeda sesuai dengan apa yang menjadi lakonnya. Bentuk dan mimik topeng setiap daerah menampilkan karakter yang tak sama.

“Topeng-topeng di Indonesia jika ditarikan itu terasa hidup. Seperti roh yang mempunyai jiwa. Yang marah akan kelihatan marah sekali, yang senyum tampak senyum sekali,” katanya.

Tribun Bali/Ayu Dessy Koleksi topeng di Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma (RTWSD), Gianyar, Bali
Bagi Prayitno yang mencintai pertunjukan seni dan budaya, keberadaan topeng dan wayang memiliki filosofi yang sejalan, tetapi lebih banyak topeng.

Keduanya memiliki narasi, sosiologi atau bagaimana berhubungan dengan sesama manusia, dengan alam, dan Tuhan, serta budi pekerti atau tata cara berkomunikasi dengan orang yang lebih tua, dan sebagainya.

“Topeng masih ada satu lagi, yaitu bahan. Kalau di wayang kulit ya buatnya dari kulit semua. Sedangkan di dalam topeng bahannya berbeda. Misal raja menggunakan bahan dari kayu apa atau patih dari kayu yang bagaimana, dan sebagainya,” jelas pria asal Lamongan itu.

Dikelola secara swadaya, RTWSD menjadi tempat wisata budaya alternatif yang ada di Bali. Tidak hanya sebagai rumah dengan menunjukkan ribuan koleksi yang kaya akan nilai seni dan budaya, tetapi juga mengedukasi siapa saja yang berkunjung.

Bertandang ke RTWSD tidak dipunguti biaya. Namun pengunjung bisa memberikan donasinya. Jam operasional dimulai pada pukul 08.00-16.00 Wita dan buka setiap hari.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com