Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaat Bambu, Dibuang Warga Desa tetapi Digandrungi Bule

Kompas.com - 21/03/2016, 09:37 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

TEMANGGUNG, KOMPAS.com – Bambu—atau pring dalam bahasa Jawa— mempunyai fungsi yang beragam. Selain bisa berguna untuk bangunan rumah, bambu menyerap oksigen yang amat banyak. Bambu unggul karena sangat cepat tumbuh.

Namun banyak warga yang tak peduli pada keberadaannya. Adalah Singgih Susilo, alumnus Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) yang mempunyai niatan memberdayakan desa melalui bambu. Ya, bambu bagi warga desa sering dikesampingkan, lantaran dijual pun dengan harga murah.

Menurut Singgih, di tangan orang tepat, bambu bisa bernilai jual tinggi. “Orang desa ini bosan sama bambu. Bambu yang ada ditebangi karena dianggap mengganggu, padahal di banyak negara bambu digandrungi,” kata Singgih kepada KompasTravel di sela gelaran Pasar Papringan di Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (20/3/2016).

Pasar Papringan ialah pasar seni yang digelar di bawah rerimbunan bambu. Di lahan seluas 1.000 meter persegi, pasar ini nampak ramai. Selain disertai pentas musik, pasar ini menjual sejumlah aneka produk makanan, minuman, suvenir dan kerajinan.

Pasar Papringan unik karena alat tukar dalam berbelanja tidak menggunakan uang rupiah. Sebelum masuk pasar, uang ditukarkan pada volunteer yang bersiaga di depan dan tengah pasar.

KOMPAS.COM/NAZAR NURDIN Alat transaksi yang digunakan di Pasar Papringan, di Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (20/3/2016). Pasar ini dibuka tiap Minggu Wage, atau 36 hari sekali.
Mata uang tertulis angka 1 berarti 1.000, dan 5 sama dengan 5.000, hingga angka berikutnya. Mata uang ini dipapah halus dengan dasar bambu.

Sejumlah aneka barang jualan juga ditampilkan melalui bambu. Tas bambu, keranjang bambu, hingga olahan bambu dijual di pasar ini. Keunikan pasar inilah yang kemudian membuat pasar yang baru digelar tiga kali ini ramai pengunjung luar kota.

Digandrungi Bule

Bambu di Dusun Kelingan sangat dijaga betul. Selain dijadikan kerajinan tangan, bambu juga dibuat bahan untuk sepeda. Batang bambu pilihan dijadikan rangka sepeda yang cukup kuat. Desain bambu yang menarik juga membuat perhatian warga dunia melirik.

Burhanuddin, alumnus National Institute of Desain (NID) Gujarat India juga belajar mengembangkan bambu di tempat ini. Sudah sejak Februari 2016 lalu, dia belajar membuat desain dari bambu.

Ia pun berhasil membuat keranjang bambu dipadu dengan batik kelingan. “Saya tertarik dengan konsep bambu ini. Makanya saya magang, dan buat propotipe dari bambu,” kata pria asal Kashmir, India ini.

Desain bambu, menurut Singgih, juga dilirik negara tetangga, seperti Thailand, Malaysia hingga Jepang. Mereka tertarik melihat olahan bambu yang dijadikan berbagai rupa. Begitu juga wisatawan asal Amerika Serikat yang ikut serta melihat.

KOMPAS.COM/NAZAR NURDIN Rumah bambu di sekitar Pasar Papringan, Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (20/3/2016). Rumah ini digandrungi para pengunjung.
“Ketika saya sampaikan ke mereka, saya malu. Karena kalau ide saya sampaikan mereka yang akan membuatnya, sementara di negara kita tidak,” kata Singgih.

Singgih pun yakin bambu masih akan mempunyai masa depan cerah. Bambu yang bernilai murah didesain berupa kursi.

“Saya redesain kembali kursi yang ada. Itu saja sudah menjadi ikon perusahaan Santai Furniture di Jerman. Satu kursi dihargai Rp 7 juta dengan bahan jati. Kursi juga dipakai saat festival buku di Frankfurt, Jerman beberapa waktu lalu,” ujarnya.

Singgih berharap agar pemerintah bisa memberikan perlindungan melalui seperangkat aturan. Dengan begitu, dorongan warga desa yang berjiwa kreatif akan muncul sehingga bisa bersaing dengan tenaga-tenaga asing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com