BONDOWOSO, KOMPAS.com - Tren olahraga lari beberapa tahun belakangan memunculkan beragam ajang lomba lari. Dari sekedar lari lintasan pendek untuk bersenang-senang atau lari lintas panjang yang profesional.
Seperti para peserta ajang lomba lari gunung "Ijen Trail Running". Jarak yang diperlombakan adalah 10 kilometer, 21 kilometer, 42 kilometer, dan 70 kilometer. Ajang lomba lari ini menjanjikan pengalaman yang berbeda untuk para kontestan, yakni lintasan yang lebih menantang dan indah.
Kontestan ijen Trail Running melewati Api Biru Ijen yang tersohor akan keabadiannya, Kawah Rawung, Air Terjuan Belawan, dan pemandian air panas. Tentu saja mereka melewati jalur yang berliku dan bercampur antata kontur jalan halus dari aspal dan lintasan alam bebas.
Uniknya saat KompasTravel mewawancarai kontestan ljen Trail Running, sebagian besar pelari tak mengincar hadiah. Mereka bahkan tak tahu apa hadiah dari lomba lari yang mereka daftar dengan biaya Rp 250.000 sampai Rp 600.000.
"Saya melakukan ini untuk kesenangan dan kesehatan. Tak ada ekspektasi untuk menang, uang, atau hadiah. Buat saya kalau saya selesai, itu adalah pemenang. Lari adalah passion saya," ujar peserta lari 42 kilometer, Denis Longlois (50), seorang koki kewarganegaraan Perancis yang berdomisili di Bali.
Sedangkan Cholik Mawardi, kontestan lari 21 kilometer dari Denpasar mengaku jika ia adalah pelari yang mengikuti tren. Ia tak berekspektasi untuk menang. Targetnya hanya berlari 21 kilometer dalam waktu dua jam.
"Untuk persiapan, saya selalu lari tiga kali dalam satu minggu. Saya juga membawa dua orang pegawai saya yang masih muda agar mereka dapat menularkan semangat pada saya yang berusia 50 tahun," ungkap Denis.
Sedangkan Cholik mengatakan jika ia membuat program latihan khusus untuk persiapan Ijen trail Running.
Ijen Trail Running adalah lomba lari yang telah diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten sejak tahun 2015 lalu. Menurut Bupati Bondowoso, Amin Said Husni, para peserta Ijen Trail Running berasal dari 15 negara dan uniknya para peserta memang tak mengincar hadiah.
"Hadiah bukan sesuatu yang utama karena sudah diatur oleh Asia Trail Master. Lebih kepada apresiasi karena pelari pada dasarnya tak mencari hadiah tetapi apresiasi dan prestise," ujar Amin saat jumpa pers "Ijen Trail Running" berlangsung di Arabica Homestay, Ijen, Bondowoso, Sabtu (21/5/2016).
Panitia "Ijen Trail Running" telah menyiapkan hadiah apresiasi berupa kaus dan medali apabila peserta dapat menyelesaikan jarak lari dari waktu yang telah ditetapkan. Tetapi hadiah terindah sebenarnya telah menunggu para kontestan, yakni pemandangan Pegunungan Ijen yang menakjubkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.