LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com – Aceh dikenal kaya akan wisata kuliner. Di bulan Ramadhan ini, maka kuliner cicah oen peugaga pun dijual sejumlah pedagang di berbagai pusat jajanan kuliner. Salah satunya di Pasar Cunda, Kota Lhokseumawe, Sabtu (11/6/2016).
Penganan yang hanya mudah ditemui saat Ramadhan ini salah satu khas penganan masyarakat Aceh untuk berbuka puasa. Masyarakat di luar Aceh mengenal penganan itu dengan sebutan urap daun peugagan, dalam bahasa latin daun itu dikenal ciliantro.
Salah warga di Desa Kuta Blang, Lhokseumawe, Aceh, Fadhila Hanum menyebutkan keluarganya rutin membuat penganan khas Aceh itu. “Bukan untuk dijual, tapi untuk dikonsumsi sebagai menu berbuka pausa saja,” sebut Dhila.
Dia menerangkan, masyarakat Melayu menyebut penganan ini dengan nama Ayang Daun Peugagan. Jadi, beda daerah, maka beda pula penyebutannya.
Bahan yang diperlukan lainnya yaitu cabai hijau iris tipis, udang iris tipis, daun jeruk, bawang merah, batang sereh, air jeruk nipis, garam dan air asam. Setelah bahan tersedia, maka oen peugaga dipotong kecil-kecil, bawang, asam sunti, garam, cabe hijau, daun jeruk dan sereh dicampur semua jadi dalam satu adonan lalu diulek.
Sebagian masyarakat menumbuknya ke dalam lesung. Ini tergantung selera masing-masing. Lalu tambahkan udang yang sudah digoreng, kelapa parut lalu ulek kembali dalam adonan. Setelah itu penganan ini siap disajikan atau dijual.
“Di keluarga kami, tiap Ramadhan sering menyiapkan cicah oen peugaga. Kalau di luar Ramadhan, jarang-jarang kita menyiapkan makanan itu,” sebut Dhila.
Di bulan Ramadhan ini, sangat mudah menjumpai penganan itu. Namun, di luar bulan ini, maka sangat sulit menemukan penganan itu. Nah, saatnya menikmati cicah oen peugaga di bulan penuh hikmah ini. Silakan mencoba...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.