LUMAJANG, KOMPAS.com - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) membuka kembali wisata jalur pendakian Gunung Semeru sejak Selasa (21/6/2016), meskipun tim SAR masih melakukan pencarian terhadap pendaki yang hilang di gunung tersebut.
"Berdasarkan hasil rapat evaluasi pembukaan jalur pendakian Gunung Semeru dan berakhirnya kegiatan SAR, maka pendakian Semeru kembali dibuka mulai hari Selasa," kata Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah III Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Budi Mulyanto saat dihubungi di Lumajang, Jawa Timur.
Menurut dia, pembukaan jalur pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa itu, dengan ketentuan batas pendakian hanya sampai Kalimati dan pendaki dilarang keras naik melalui jalur selain Ranu Pani.
"Ketentuan dan syarat pendakian Gunung Semeru selengkapnya dapat dilihat di www.bromotenggersemeru.org, sehingga pendaki yang akan naik ke Semeru harus mengikuti syarat dan ketentuan yang sudah ditetapkan," kata Budi.
Pencarian pendaki yang hilang di Gunung Semeru, Lionel Du Creaux (26) diperpanjang hingga tujuh hari lagi sesuai dengan permintaan keluarga dan Konsulat Kehormatan Swiss di Surabaya.
Ia mengatakan pembukaan jalur pendakian Gunung Semeru tersebut tidak akan mengganggu kegiatan SAR tambahan yang saat ini masih berlangsung untuk mencari pendaki asal Swiss yang belum ditemukan.
"Tim sudah memetakan pergerakan pendaki yang hilang (survivor) sesuai dengan kondisi awal dan pencarian dilakukan di luar jalur pendakian, sehingga kegiatan pencarian survivor tidak akan terganggu dengan kunjungan wisatawan yang mendaki Semeru," kata Budi.
Untuk mengantisipasi kejadian yang serupa, petugas TNBTS sudah memperbaiki dan memasang sejumlah rambu-rambu pendakian yang mudah dikenali pendaki dengan memberikan warna rambu yang mencolok.
Budi menjelaskan pengawasan oleh petugas akan lebih ditingkatkan saat memberikan pengarahan singkat kepada para pendaki di Pos Ranu Pani, sebelum mereka melakukan pendakian ke Gunung Semeru.
"Kami juga akan memberikan papan pengumuman tentang bahayanya naik ke puncak Semeru (Mahameru) seiring dengan aktivitas gunung yang masih berstatus waspada atau level II, sehingga pendaki akan berpikir ulang untuk menerobos ke Mahameru karena membahayakan keselamatan mereka," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.