JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui Kelompok Kerja Percepatan 10 Destinasi Prioritas mengenalkan Desa Wisata Wanurejo, Magelang, Jawa Tengah. Letak desa wisata ini tak jauh dari kompleks Candi Borobudur.
"Yang kebetulan sedang berwisata di Borobudur, bisa sekalian mampir ke Desa Wisata Wanurejo. Di Wanurejo ini wisatawan bisa bersahabat dan menyatu dengan alam, sehingga orang ke Borobudur tidak hanya ke candi saja tetapi banyak tujuan wisata di kawasan Borobudur yang dapat dinikmati,” kata Ketua Pokja Percepatan 10 Destinasi Prioritas Kemenpar Hiramsyah S. Thaib yang didampingi Person In Charge (PIC) Borobudur, Larasati, Rabu (11/1/2017) seperti dikutip dalam siaran pers Kementerian Pariwisata.
Desa wisata Wanurejo memiliki homestay bergaya Jawa klasik yang bisa dijumpai dengan mudah di sana. Kondisi homestay di Desa Wanurejo masih terawat baik dan harganya pun bisa disesuaikan dengan kondisi kantong wisatawan.
“Marketing homestay desa wisata ini bisa dilakukan oleh ITX (Indonesia Travel Xchange), digital market place yang di-endors oleh Kemenpar untuk untuk dikoneksi dengan buyer dan channel ke industri global,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Salah satu tradisi Jawa di Di Desa Wanurejo masih terpelihara dengan baik yakni Tradisi Nyadran. Tradisi ini sebagai sarana untuk berkumpulnya para perantau dan masyarakat Desa Tingal Wanurejo dengan cara mengunjungi makam leluhur atau keluarga yang diadakan setiap minggu ketiga di Bulan Ruwah.
Wisatawan dapat menyaksikan kirab tersebut yang berangkat dari Candi Pawon melewati jalan di sekitar Borobudur dan berakhir di Lapangan Pondok Tingal.
Selain tradisi, kesenian dan kerajinannya juga hidup. Kerajinan mulai dari kerajinan kayu, bambu, batik, fiber, dan sebagainya juga bisa ditemui di beberapa titik di Wanurejo.
Wisatawan bisa menjejakkan kaki hingga penjuru-penjuru dusun di Desa Wanurejo dan bisa menjumpai berbagai pemandangan alam dan aktivitas masyarakatnya.
Panorama Candi Borobudur sebagai “Mahakarya Budaya Dunia” atau World Cultural Masterpiece dengan balutan hijaunya pematang sawah bisa dengan mudah dijumpai di Wanurejo.
“Atraksi berupa peninggalan budaya di Borobudur sudah berkelas dunia. Kompleks candi terbesar di dunia itu sudah menjadi bangunan warisan budaya yang tercatat UNESCO itu. Dengan tambahan ekosistem pariwisata berupa desa wisata Wanurejo, Borobudur jadi makin terlihat hebat,” tambah Hiram, sapaan akrab Hiramsyah.
Pria berkacamata tadi menjamin, sensasi menjelajahi desa wisata ala Wanurejo tadi akan terasa mengasyikkan. Selain menikmati pemandangan, ada interaksi dengan penduduk lokal yang bisa dinikmati.
“Merefleksikan keramahan setiap warga yang ditemui itu asyik. Silahkan ke Wanurejo kalau tak percaya,” sambung Hiram.
“Setiap dusunnya memiliki potensi wisata yang unik,” terang Larasati.