Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Wastra, Menjaga Peradaban

Kompas.com - 28/02/2017, 06:52 WIB

WASTRA atau kain adalah tenunan memori atas peradaban. Oleh karena itu, mengenali dan melestarikan wastra Nusantara juga menjaga ingatan terhadap budaya dan peradaban Nusantara.

Demikian benang merah bincang wastra yang dilangsungkan di Bentara Budaya Bali, Minggu (26/2/2017).

Diskusi ini merupakan bagian rangkaian pameran bertajuk ”Nusawastra Silang Budaya”. Selain itu, juga ada peluncuran buku karya Quoriena Ginting yang juga berjudul Nusawastra Silang Budaya.

Pameran yang menampilkan 117 helai kain dari seluruh Nusantara koleksi Quoriena ini dibuka Sabtu (25/2/2017) malam dan berlangsung sampai 3 Maret.

Pameran wastra yang dibuka Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar I Gede Arya Sugiartha ini juga menampilkan sejumlah kain koleksi langka, seperti kain pelapis nampan bermotif kapal dari Peminggir, Lampung, dan kain tenun ikat dari Maumere Timur, Nusa Tenggara Timur, yang sudah berusia lebih dari 180 tahun.

Dipamerkan juga wastra karya para empu kain, termasuk batik karya Go Tik Swan atau Panembahan Harjonagoro, Oey Soe Tjoen, dan Iwan Tirta.

Bincang wastra pada hari Minggu menghadirkan pakar dan perajin kain, yakni Henni Adli, Cletus Beru, Dudung Alie Syahbana, Siti Maemona, serta Quoriena sendiri. Acara dipandu pengajar ISI Denpasar, Tjokorda Istri Ratna Cora Sudharsana.

Cletus Beru menyatakan, kain tak sekadar busana, tetapi juga bagian budaya masyarakat. Cletus yang merupakan perajin tenun ikat di NTT dan Ketua Sanggar ”Doka Tawa Tana” Maumere menyebutkan, masyarakat NTT memfungsikan kain sebagai bagian aktivitas adat dan budaya.

Adapun Henni Adli menyebutkan, dalam helai kain tecermin persilangan budaya.

Perajin tenun songket dan sulam Minangkabau asal Padang, Sumatera Barat, itu mengatakan, pada tenun kasab atau sulam benang emas yang berkembang dari Aceh hingga Malaysia terdapat pengaruh budaya Timur Tengah.

”Tradisi tenun sulam kasab di Indonesia masih dipertahankan, di negara lain mungkin sudah hilang,” ujar Henni.

Mengenalkan kekayaan

Quoriena mengungkapkan, bukunya tentang wastra Nusantara disusun dan diterbitkan untuk mengenalkan beragam jenis kain yang menjadi kekayaan budaya Indonesia.

”Dengan mengenali, diharapkan tumbuh rasa cinta terhadap kain-kain tradisional Indonesia,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com