Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengungkap Daya Tarik Wisata di Lasem yang Caem

Kompas.com - 25/03/2017, 11:08 WIB
Alek Kurniawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Talk show tentang wisata di kawasan Pecinan Lasem, Rembang, Jawa Tengah, ternyata menarik perhatian pengunjung Astindo Fair 2017. Tentu saja, itu di luar potongan harga yang menjadi daya tarik utama travel fair tersebut.

Apa yang istimewa dari wisata Lasem ini? Reporter dan fotografer Kompas.com, Wahyu Adityo Prodjo dan Garry, menceritakannya dengan gamblang caemnya (keindahan) Lasem pada talk show ini.

"Kalau di Jakarta ada kawasan Pecinan Glodok, kalau di Rembang ada kawasan Pecinan Lasem. Lasem ini lebih luas dari segi wilayah dan budaya Tionghoa-nya daripada Pecinan Glodok," kata Wahyu memberi kata pembuka pada talk show yang diadakan di main stage JCC, Jumat (24/3/17).

Menurut Wahyu, banyak atraksi dan destinasi yang bisa dikunjungi di sana. Misalnya, wisata sejarah, wisata kuliner, hingga wisata religi misalnya klenteng Konfusianisme atau Konghucu dan Masjid Jami Lasem.

"Arsitektur bangunan di sana masih banyak yang bergaya Tiongkok Selatan dan Tiongkok - Hindia. Kelenteng di Lasem juga berbeda dengan arsitektur bangunan klenteng di Glodok dan Cirebon, di Lasem tembok-temboknya lebih ramai dengan mural yang mengandung cerita masa lalu," ujar Wahyu.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Wisatawan berfoto di depan pintu masuk Kelenteng Poo An Bio, Desa Karangturi, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12/2/2017). Kelenteng Poo An Bio adalah satu dari tiga kelenteng yang ada di Kecamatan Lasem.
Bangunan klasik bergaya Tiongkok Selatan ini sangat unik dan bahkan instagramable untuk dijadikan latar foto.

"Kalau yang suka fotografi, Lasem memberikan ruang bagi Anda untuk berkreasi dengan berbagai latar bangunan sejarah ataupun warga lokal di sana. Di Lasem, bangunan pos kamling pun terlihat 'wah' dengan arsitektur khas Tionghoa-nya," ujar Garry, seraya menujukkan hasil jepretannya di layar.

"Patut diingat, kalau mau mengambil gambar biasakan izin terlebih dahulu kepada penjaga atau pemilik bangunan/kuil, karena ada salah satu bagian yang tidak boleh diambil gambarnya," saran dia.

Lalu bagaimana mengenai transportasi, akomodasi dan kuliner di sana?

"Lasem bisa dijangkau dari Semarang menggunakan bus. Jadi yang ingin ke Lasem, bisa melalui Semarang. Semarang bisa dilalui oleh pesawat terbang, bus dan kereta api dari kota-kota lainnya di Indonesia," ujar Wahyu.

KOMPAS.com / Garry Andrew Lotulung Penjual Lontong Tuyuhan di Sentra Kuliner Lontong Tuyuhan, Desa Tuyuhan, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Sabtu (11/2/2017). Sentra Kuliner Lontong Tuyuhan berada di Jalan Raya Lasem - Pandan. Lebih dari lima penjual Lontong Tuyuhan di sentra kuliner Lontong Tuyuhan.
Lasem juga kaya dengan wisata kulinernya. Ada lontong tuyuhan sebagai makanan yang wajib dicoba. Dipadu dengan ayam kampung yang diolah rempah yang kaya, lontong tuyuhan bisa dinikmati dengan harga hanya Rp 10.000.

"Coba juga durian khas Lasem yang rasanya manis-pahit. Harganya juga murah," kata dia Wahyu.

Untuk akomodasi di Lasem, ungkap Wahyu, harga per harinya relatif terjangkau. Ada penginapan dengan biaya Rp 390.000, ada juga penginapan ala backpacker dengan biaya hanya Rp 50.000 per malamnya.

Menurut dia, waktu terbaik untuk mengunjungi Lasem sebenarnya ketika perayaan Cap Go Meh. Namun, karena perayaan Cap Go Meh diadakan pada awal tahun, biasanya wisatawan yang berkunjung akan sedikit direpoti oleh hujan.

"Dengan bujet Rp 500.000 sebenarnya sudah bisa kita berpetualang di Lasem selama 3 hari 2 malam. Harga tersebut sudah termasuk akomodasi, transportasi, wisata kuliner, bahkan untuk beli oleh-oleh," kata Wahyu lagi.

"Untuk oleh-oleh, Anda bisa membeli batik tulis khas Lasem yang mempunyai corak dan pola yang unik," ujarnya.

KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Oleh-oleh khas Lasem berupa makanan ringan seperti kacang atom, kacang entis, yopia, dan jagung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com