Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genjot Pariwisata, Ini yang Dibutuhkan Manado

Kompas.com - 25/05/2017, 14:03 WIB

MANADO, KOMPAS.com - Sektor pariwisata di Sulawesi Utara (Sulut) semakin bersinar. Manado International Conference on Tourism (MICT) yang digelar, Rabu (24/5/2017) menghasilkan kesepakatan bisnis senilai 400 juta dollar AS atau Rp 5,2 triliun.

Menpar Arief Yahya menyebut pengembangan destinasi melibatkan atraksi, akses dan amenitas. Di Sulut ketiga-tiganya sudah kritis.

Akses udara membutuhkan bandara dengan kapasitas besar, dan pesawat yang lebih banyak daya angkutnya. "Sedangkan amenitas, saat ini sangat kurang hotel di Manado. Atraksi juga harus ditambah agar orang tinggal lebih lama di Sulut," jelas Arief Yahya dalam siaran persnya.

Investasi di akses maupun amenitas itu menjadi isu di pariwisata Sulut. Kegiatan ini diprakarsai Badan Koordinasi Penanaman Modal didukung Kementerian Pariwisata, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, PricewaterhouseCoopers, Broadway Malyan dan International Reseach Development Indonesia.

(BACA: 10 Kuliner Halal yang Wajib Dicicipi di Manado)

Kesepakatan tersebut terdiri dari kerja sama bisnis yakni kerja sama investasi antara PMA China dengan perusahaan Indonesia terkait pembangunan di Manado Selatan untuk hotel, apartemen, shopping mall dan diving center senilai 200 juta dollar AS.

ARSIP KEMENPAR Menteri Pariwisata Arief Yahaya berbicara pada Manado International Conference on Tourism (MICT) yang digelar, Rabu (24/5/2017)
Berikutnya penyerahan izin perluasan investasi kepada PMA Amerika Serikat terkait akomodasi cottage dan pariwisata di Raja Ampat senilai 200 juta dollar AS.

Selain itu, juga ditandatangani kerja sama antara Dalian Maritime University (China) dengan 5 universitas di Indonesia (ITB, Universitas Sam Ratulangi, Politeknik Negeri Manado, Universitas Hasanuddin dan Universitas Negeri Manado).

(BACA: Menikmati Menu Ikan Bakar Sekali Mati di Manado)

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal  (BKPM) Thomas Lembong mengakui kesepakatan bisnis yang dihasilkan itu merupakan salah satu bukti nyata menggeliatnya investasi sektor pariwisata di Indonesia.

"Dua kesepakatan bisnis serta satu kesepakatan terkait dengan pendidikan tersebut merupakan bukti nyata upaya pemerintah untuk meningkatkan investasi di sektor pariwisata dan maritim," ujarnya dalam konferensi pers di Hotel Sintesa Peninsula.
 

KOMPAS.COM/RONNY ADOLOF BUOL Peserta Festival Manammi mengelilingi titik kumpul terakhir sambil menunggu petunjuk dari tetua adat untuk menangkap ikan secara bersama-sama. Festival Manammi berlangsung di Pulau Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.
Menurut Thomas, nilai yang dihasilkan oleh kesepakatan bisnis tersebut di luar dari kesepakatan yang dapat diperoleh dalam kegiatan one on one meeting yang hingga kini telah terkonfirmasi diikuti oleh 37 perusahaan dari China, Jepang, Singapura, Australia, Uni Emirat Arab, dan Korea Selatan.

“Dalam forum one on one meeting mereka akan dipertemukan dengan perusahaan maupun pemerintah daerah secara langsung untuk membahas mengenai minat investasi mereka,” katanya.

Arief Yahya menjelaskan konektivitas menjadi penting untuk menopang pertumbuhan sektor pariwisata Sulut.

“Isu konektivitas menyangkut One Belt One Road yang dicanangkan oleh Presiden Xi Jinping di mana di dalamnya terdapat empat komponen utama yakni kawasan industri, pembangunan kota baru, pembangunan bandara dan pelabuhan baru serta destinasi pariwisata,” lanjutnya.
 

Kompas.com/Ronny Adolof Buol Turis asing sedang menikmati keindahan Danau Linouw, di Tomohon.
Arief menilai potensi konektivitas akan sangat besar apabila dapat dikapitalisasikan dalam suatu proyek investasi bersama baik dengan China maupun dengan investor dari negara-negara lainnya.

“Contohnya untuk rute kapal pesiar bisa dikembangkan dari Bali ke Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, Banggai, Togean, kemudian ke Bunaken, selanjutnya Morotai, Raja Ampat dan terakhir di Tual,” ungkapnya. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com