Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayo Ikut Kampanyekan Komodo...

Kompas.com - 19/08/2010, 15:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) mengharapkan instansi dan lembaga, baik pemerintah maupun swasta turut aktif mengampanyekan Taman Nasional Komodo sebagai finalis 7 Keajaiban Dunia Baru. "Kita mengharapkan dukungan dan keterlibatan instansi lain, sebab kalau hanya kita sendiri yang aktif sulit untuk bisa berhasil," kata Dirjen Pemasaran Kemenbudpar, Sapta Nirwandar, di Jakarta, Rabu (18/8/2010).

Sapta mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih merasa kerja sendiri dalam upaya menyukseskan Taman Nasional Komodo sebagai salah satu New 7 Wonders of Nature.

Hal itulah, menurut Sapta, yang menjadi salah satu faktor penyebab fluktuatifnya ranking Komodo dalam jajak pendapat (polling) yang digelar secara online melalui website www.new7wonders.com itu. "Meskipun begitu, kita tidak akan berhenti mempromosikan dan mengampanyekan Komodo," kata Sapta.

Sampai saat ini, posisi Taman Nasional Komodo dalam jajak pendapat yang digelar lembaga swasta asal Swiss itu terus menurun di kisaran 18-20, padahal sebelumnya Komodo selalu menempati posisi aman di peringkat tujuh besar.

Sapta menyayangkan, belum adanya keinginan dari sejumlah pemangku kepentingan yang terkait langsung dengan pengelolaan Taman Nasional Komodo untuk berpartisipasi dalam kampanye tersebut. "Tapi apa pun itu, goal kita adalah mempromosikan sebuah destinasi. Kalau mau jujur, sekarang pun sudah lebih banyak orang yang mengenal atau setidaknya pernah mendengar tentang Komodo," katanya.

Namun, meski begitu, Kemenbudpar terus aktif menggalang upaya untuk mengampanyekan Taman Nasional Komodo sebagai 7 Keajaiban Dunia Baru. Belum lama ini, Kemenbudpar berupaya menggandeng Kedutaan Besar RI di Timur Tengah untuk melibatkan TKI/TKW yang bekerja di wilayah Timur Tengah mem-vote Komodo melalui SMS (layanan pesan singkat).

Selain itu, Kemenbudpar juga selalu menyertakan stan Komodo dalam berbagai promosi wisata Indonesia di luar negeri yang memungkinkan pengunjung dapat melakukan vote terhadap Taman Nasional Komodo sebagai 7 Keajaiban Dunia Baru.

Saat ini program vote komodo telah memasuki sesi pengambilan voter dari suara di luar negeri obyek kawasan wisata yang bersangkutan atau international voter. Oleh karena itu, Sapta menilai diperlukan promosi yang gencar kepada masyarakat di luar negeri agar turut serta mem-vote komodo, khususnya kepada masyarakat Indonesia yang tinggal di luar negeri.

Terlebih saat ini Taman Nasional Komodo sangat memerlukan voter dari masyarakat yang berdomisili di luar negeri. "Kita memerlukan 200 juta voter agar Taman Nasional Komodo dapat masuk menjadi 7 Keajaiban Dunia Baru versi alam," katanya.

Penyelenggara 7 Seven Wonders of Nature menargetkan 1 miliar voter dalam program yang digelarnya secara on-line, oleh karena itu diperlukan minimal 200 juta voter agar Taman Nasional Komodo lolos ke posisi 7 besar Keajaiban Dunia Baru versi alam. Pengumuman program tersebut akan dilaksanakan pada 11 November 2011.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com