Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trowulan, "Menyatukan" Kota Majapahit

Kompas.com - 16/11/2013, 20:32 WIB
EMPAT museum terbuka siap dibangun di Trowulan, sebuah situs kota masa Kerajaan Majapahit dari abad ke-13-15 Masehi. Museum menonjolkan reruntuhan bekas peradaban kota secara insitu yang akan diintegrasikan dengan situs lain.

Ini upaya untuk menyatukan banyak situs yang terpencar.

Dua buah tenda putih besar berdiri ditopang rangka baja. Konstruksi bangunan yang dibuat dengan meminimalkan tapak fondasi itu dibangun di Sektor A yang menjadi bagian dari museum Majapahit.

Tenda itu menaungi kotak-kotak galian arkeologi yang dibiarkan tetap terbuka, menampakkan jejak peradaban kuno saat masyarakat kota kerajaan Majapahit mendiami Trowulan.

Secara administratif, bekas kota kuno itu kini masuk wilayah Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Dalam kotak galian tampak batu-batu bulat berukuran sekepalan tangan tersusun rapi. Ada yang membentuk pola, ada yang hanya berjajar. ”Ini adalah lantai bekas permukiman kota pada masa Majapahit,” kata Nanang Muni, aktivis pencinta sejarah dan budaya Majapahit, beberapa waktu lalu. Keterangan itu juga tertera di papan informasi.

Di bagian lain ada semacam alur kecil terbuat dari tumpukan batu bata dan tangga. Semua jejak kehidupan itu bisa dilihat pengunjung dari atas, melalui jalur yang dibangun di dalam tenda mengelilingi situs.

Itu adalah bagian dari rencana pengembangan museum terbuka di situs Majapahit. Pengembangan museum yang tertuang dalam proyek—untuk sementara—bernama Taman Majapahit itu direncanakan berbiaya Rp 17,5 miliar.

Selain museum, pemerintah akan mengembangkan beberapa desa menjadi desa wisata berisi para perajin cendera mata dan seniman patung. Selama puluhan tahun, pesanan luar negeri untuk patung bergaya Hindu-Buddha dari Trowulan menghidupi para seniman.

Guru Besar Arkeologi Universitas Indonesia Moendardjito pernah melempar gagasan agar di Trowulan dibangun replika candi dan bangunan seperti rumah, petirtaan, makam, kanal, dan lain-lain yang pernah ada pada era Majapahit. ”Tujuannya supaya masyarakat mempunyai gambaran utuh tentang kota pada masa lalu,” katanya.

Terpencar-pencar

Meski dikenal sebagai satu-satunya situs kota di Indonesia, dari masa sebelum hingga sesudah Majapahit, Trowulan sulit dinikmati. Sebaran situs yang cukup luas dan terpencar-pencar membuat orang sulit mendapat gambaran utuh.

Ada puluhan situs yang ditemukan dan digali arkeolog. Sebagian sudah dipugar, tetapi masih banyak yang belum tertangani dengan baik karena kendala biaya.

Dari puluhan situs itu para ahli mengelompokkan menjadi tujuh sel untuk memudahkan penanganan dan pelestarian. Beberapa situs yang bisa dilihat pengunjung adalah Gapura Wringin Lawang, Candi Brahu, Situs Sumur Upas, Candi Kedaton, Umpak Batu, Siti Hinggil, Makam Troloyo, Candi Tikus, dan Kolam Segaran.

Candi Brahu di Desa Bejijong merupakan candi terbesar di Trowulan. Candi yang sudah dipugar itu berada di atas lahan sekitar 1 hektar lebih, berbatasan dengan ladang tebu dan jagung milik warga. Dari jalan raya Mojokerto-Jombang, ada jalan kecil masuk sepanjang 1,8 kilometer ke Candi Brahu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com