Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/12/2013, 14:21 WIB
JAKARTA, KOMPAS —  Pekan ini warga Ibu Kota mendapat hiburan berskala internasional. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Forum Silaturahmi Keraton Nusantara menggelar Pergelaran Agung Keraton Sedunia, 5-8 Desember. Menurut rencana, acara tersebut diikuti 165 keraton Nusantara dan 10 utusan kerajaan mancanegara serta dimeriahkan oleh parade kereta kencana dan dihibur 1.000 atraksi seniman.

”Festival ini merupakan upaya kami menjadikan Jakarta sebagai Kota Festival. Selain melestarikan kekayaan budaya Nusantara, kami ingin menarik kunjungan wisata dari dalam negeri ataupun luar negeri,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta Arie Budhiman, Selasa (3/12/2013), di Jakarta.

Untuk menguatkan suasana keraton, panitia menciptakan kerajaan artifisial bernama Kerajaan Monas, dengan memasang ornamen dan bangunan keraton. Cerminan nuansa keraton itu terlihat dari pintu gerbang, panggung terbuka, dan ruang pamer.

Acara diawali seminar tentang kebudayaan di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (5/12/2013). Selanjutnya digelar pameran keraton, lokakarya, pergelaran seni, dan festival kuliner yang digelar pada 6-8 Desember di area Plaza Monumen Nasional.

Pada lokakarya budaya Nusantara di Plaza Monas sisi barat, selatan, dan timur, panitia menampilkan peragaan pembuatan keris, gamelan, batik, dan jamu tradisional di depan pengunjung.

Sementara kirab budaya digelar, Minggu (8/12/2013) pukul 15.00, dengan rute dari Monas sisi timur laut-Jalan Medan Merdeka Utara-Jalan Medan Merdeka Barat-Medan Merdeka Selatan-Monas di pintu tenggara. Selama kirab, akan ada rekayasa lalu lintas, termasuk mengalihkan jalur bus transjakarta yang melintas di area kirab.

Untuk semua rangkaian acara itu, panitia tidak memungut biaya untuk tiket masuk. ”Semua acara ini menggunakan dana APBD DKI Rp 20 miliar untuk biaya produksi, akomodasi, dan transportasi,” kata Arie.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menegaskan, acara seperti ini penting untuk memperjelas identitas kota. Jokowi ingin menempatkan Jakarta sebagai pusat budaya nasional. Hal ini sesuai peran Jakarta sebagai ibu kota Indonesia. ”Kami ingin bangun brand Jakarta. Kami ingin selenggarakan event-event yang berbeda, ada diferensiasinya, sehingga menarik wisatawan mengunjungi Jakarta,” katanya.

Di tempat yang sama, Ketua II Forum Silaturahmi Keraton Nusantara Kanjeng Pangeran Haryo Adipati Hari Djojonagoro berharap acara itu bisa jadi ajang mengenalkan budaya keraton. Kebudayaan keraton masih relevan sebagai sumber adat dan budaya yang melahirkan etika, budaya, dan tata krama. Ia mengapresiasi kepedulian Pemprov DKI yang menggelar acara ini. (NDY)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com