Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyoman Gunarsa Dambakan Museum Kontemporer di Klungkung

Kompas.com - 20/05/2014, 15:43 WIB
DENPASAR, KOMPAS.com - Seniman Nyoman Gunarsa mendambakan berdirinya museum kontemporer yang representatif di Kabupaten Klungkung, Bali. "Saya berharap Pemerintah Kabupaten Klungkung bisa membangun museum kontemporer karena Klungkung memiliki potensi tersebut," katanya di Denpasar, Minggu (18/5/2014).

Gunarsa (70), perupa yang digelari maestro itu menilai museum kontemporer sangat penting karena Kabupaten Klungkung memiliki potensi beragam. "Klungkung mempunyai catatan sejarah sejak zaman kerajaan, zaman penjajahan hingga zaman kemerdekaan, karena itu sudah selayaknya Klungkung membangun museum tersebut," katanya.

Menurut pemilik Museum Lukisan Gunarsa itu selama ini museum untuk menyimpan benda sejarah di Klungkung dulunya adalah bekas sekolah. Untuk lebih representatif dalam memamerkan benda-benda koleksi seni tersebut harus berani membangun museum kontemporer.

"Nantinya di museum tersebut bisa menyimpan koleksi seni bernilai sejarah, termasuk juga lukisan berkelas dunia. Dengan harapan pengunjung akan lebih tertarik mengunjungi museum itu ketimbang saat ini," katanya.

Museum di Klungkung sepi pengunjung karena berbagai faktor penyebab. Salah satunya adalah kurang tertata koleksi benda dan kurangnya promosi terhadap wisatawan.

"Agar museum tersebut menjadi daya tarik kunjungan wisatawan nusantara dan asing perlu terobosan dan strategi yakni dengan melakukan promosi. Tentu hal ini harus menggandeng pemangku kepentingan terkait dengan pariwisata," kata Gunarsa.

Sementara itu, Sekretaris Himpunan Museum Bali (Himusba) Made Wija mengatakan museum di Pulau Dewata hingga saat ini tercatat 35 museum. "Yang sudah bergabung di Himusba baru 33 museum, baik dikelola pemerintah maupun swasta/perorangan, sedangkan dua museum lagi akan menyusul. Museum tersebut adalah Beachwalk dan Topeng," katanya.

Saat ini, lanjut Wija, gairah pencinta seni maupun kolektor seni untuk membangun museum semakin banyak di Bali, karena selain bisa memamerkan koleksi yang bernilai sejarah juga mengisi kesenangan pribadinya. "Pencinta seni dan kolektor kebudayaan semakin bergairah untuk membangun museum," tambah Wija.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com