Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya Bermain Polo Lumpur di Jember

Kompas.com - 23/08/2014, 15:27 WIB
Kontributor Jember, Ahmad Winarno

Penulis

JEMBER, KOMPAS.com - Bermain olahraga polo air di kolam renang sudah biasa, tetapi yang satu ini bermain olahraga polo air di sebuah sawah yang digenangi air sehingga dipenuhi lumpur. Sehingga tidak heran, mereka yang bermain olahraga ini pasti akan kotor, karena baju yang digunakan terkena lumpur yang masih basah. Olahraga ini dimainkan di tengah areal persawahan di Desa Ledokombo, Kecamatan Ledokombo, Jember Jawa Timur, Sabtu (23/8/2014).

Dialah komunitas Tanoker, yang menyelenggarakan permainan tersebut. Komunitas Tanoker adalah sebuah tempat di mana pertemuan berbagai kalangan dari berbagai latar belakang golongan, ras, etnis, bangsa dan kelompok budaya, yang memiliki tujuan untuk saling menguatkan demi menciptakan perdamaian, keadilan dan kesejahteraan, khususnya bagi anak-anak.

Pesertanya pun diikuti oleh seluruh duta wisata dari Provinsi Jawa Timur. Mereka tidak ragu untuk turun ke areal persawahan dan langsung bermain polo lumpur. “Seru juga sih, saya baru sekarang main olahraga ini, apalagi di sawah kotor semua jadinya, tetapi puas kok,” kata Riski Wardatul, perwakilan duta wisata Jawa Timur dari Kabupaten Blitar.

Peserta dituntut sabar dan butuh kerja sama tim untuk mencetak gol ke gawang lawan. Sebab, para pemain harus berlari di areal persawahan yang dipenuhi lumpur. “Susah juga tadi untuk cetak gol, butuh tenaga ekstra karena kita nggak bisa lari, lumpurnya terlalu dalam,” imbuh Riski.

Duta wisata dari Kabupaten Jember, Angga Dewan menilai permainan polo lumpur perlu diperkenalkan lebih luas, sebab olahraga tersebut baru pertama kali dimainkan di Kabupaten Jember. “Saya kira olahraga ini memiliki nilai jual untuk diperkenalkan kepada wisatawan,” katanya.

Menurut Panitia Pelaksana Polo Lumpur, Irawati Khoirun Nisa, kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh duta wisata se Jawa Timur. “Permainan ini diikuti oleh dua tim, di mana satu tim terdiri dari 15 orang, dan dimainkan dalam waktu 15 menit untuk satu babak,” terang dia.

Filosofi permainan tersebut kata Nisa, agar para pemain terutama duta wisata bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang petani. “Biar kita dapat merasakan, bagaimana susahnya jadi seorang petani, mulai dari bajak sawah, menanam padi, hingga panen dan padinya dimasak yang kita makan seperti saat sekarang. Jadi filosofinya dapat, permainannya dapat, sehatnya dapat,” pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com