Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisman Kemah Budaya di Gunungkidul

Kompas.com - 31/10/2014, 18:17 WIB
GUNUNGKIDUL, KOMPAS.com - Sebanyak 100 wisatawan dari 40 negara melakukan kemah budaya di Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Kami melakukan kerja sama dengan Universitas Negeri Yogyakarta dan Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Selama tiga hari dua malam wisatawan mancanegara (wisman) ini melakukan kemah budaya," kata Pengelola Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Sugeng Handoko di Gunung Kidul, Jumat (31/10/2014).

Sugeng mengatakan bahwa kemah budaya itu bertujuan memperkenalkan budaya Indonesia kepada wisatawan asing dan menjalin kerja sama untuk saling bertukar pengalaman dan budaya yang positif.

Selain itu, kemah budaya itu untuk mengenalkan kehidupan perdesaan yang memiliki kearifan lokal dan memupuk semangat nasionalisme melalui kegiatan budaya di kalangan masyarakat desa Nglanggeran pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Kemah budaya, menurut Sugeng, juga bertujuan menumbuhkembangkan jiwa "Cinta Budaya Lokal" di kalangan generasi muda, khususnya peserta dan pemuda Nglanggeran, memupuk kreativitas dan partisipasi serta kepedulian terhadap lingkungan.

"Di samping itu, sebagai ajang melakukan proses belajar pertanian, proses produksi makanan industri kecil perdesaan, dan kehidupan petani," katanya.

Adapun kegiatan selama kegiatan kemah budaya selama tiga hari, yakni Kamis (30/10/2014) lokakarya (workshop) batik topeng, workshop layang-layang dan menikmati sunset di Embung Nglanggeran.

Pada malam harinya ada kenduri bersama sambil makan malam, dilanjutkan mengenal dan belajar menyanyikan 10 lagu daerah Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

"Wisatawan mancanegara sangat ingin untuk bisa belajar budaya bangsa Indonesia, bahkan salah satu peserta pandai sekali sinden dan menyanyi lagu daerah Kalimantan Selatan," kata Sugeng.

Kegiatan hari kedua, Jumat (31/10/2014), kerja bakti bersama warga, bertani kakao, mulai penanaman hingga pembudidayaan; bertani di sawah, seperti membajak, memandikan sapi, dan menanam padi; serta lomba menangkap ikan.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Warga berkumpul sebelum mengolah lahan Kebun Buah Nglanggeran yang berada di kaki Gunung Api Purba Nglanggeran di Desa Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul, DI Yogyakarta, Kamis (25/4/2013). Gunung yang aktif sekitar 70 juta tahun lalu dan menjulang dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut tersebut dikembangkan oleh masyarakat setempat menjadi salah satu objek wisata alternatif yang menawarkan keunikan bentang alam yang tersusun dari material vulkanik tua.
"Nanti malam, ada diskusi kebudayaan, permainan tradisional, dan pementasan mahasiswa asing menyanyikan lagu daerah yang sudah kami pelajari bersama, nanti akan berkolaborasi dengan pemuda Nglanggeran," kata dia.

Pada hari ketiga, Sabtu (1/11/2014), lanjut Sugeng, pengeola telah menyiapkan kegiatan outbound, dan workshop makanan tradisional pengolahan kakao menjadi dodol kakao, pisang dan ketela menjadi aneka olahan berupa ceriping. Dalam kegiatan ini, pihaknya melibatkan masyarakat desa agar ada interaksi yang unik dan belajar bareng pada acara tersebut.

"Ke depan, kami berharap lebih bisa mengembangkan sayap dan menjalin kerja sama dengan banyak pihak untuk kegiatan live in asing maupun domestik. Sebab, banyak manfaat yang dapat diperoleh. Masyarakat akan tergerak secara bersama-sama menjalankan roda perekonomian. Selain itu, melestarikan budaya lokal dan kebanggaan kehidupan desa akan tetap terjaga," tambah Sugeng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com