Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata di Museum Sejarah Perkapalan Jepang Terlengkap

Kompas.com - 17/01/2015, 18:04 WIB
MUSEUM ini dapat dikatakan paling lengkap di Jepang bagi yang ingin mengetahui sejarah perkapalan di Jepang. NYK Maritime Museum yang dibuka 1936 oleh perusahaan raksasa NYK (Nippon Yusen Kaisha) berada di Yokohama, daerah pelabuhan besar di Jepang.

Begitu masuk museum ada 10 kelompok besar yang menarik dilihat. Karcis masuk per orang 400 yen tetapi pelajar atau yang berusia 65 tahun atau lebih, hanya 100 yen. Orang disabilitas pun bisa masuk dengan mudah (barrier free) dan bersama anjing kesayangan pun dapat masuk pula ke dalam museum tersebut.

Begitu masuk langsung ke kanan, lewat belakang penjual tiket, ketemulah sudut NYK yang menyajikan informasi kapal Hikawamaru dengan miniaturnya yang menarik sekali. Demikian juga baju-baju seragam anak buah kapal beraneka ragam dari zaman dulu.

Di tengah sudut itu ada meja makan satu set dengan makanannya. Tentu saja makanan buatan tetapi bentuk, ukuran, dan warnanya mirip sekali seperti asli. Ada pula perpustakaan digital untuk melihat sejarah kapal kuno Jepang dalam bentuk digital dan layar komputernya.

Beralih ke sudut lain mengenai sejarah awal perkapalan Jepang dimotori Iwasaki Yataro (1834-1885) dan masuknya Komodor Perry ke Jepang saat restoraji Meiji (1866-1869). Ada pula tanki air hujan asli yang dibuat tahun 1870. Zaman dulu, air minum ditampung dari air hujan, lalu dimasak dan diminum dalam perjalanan berhari-hari di tengah laut lepas yang luas.

Cerita sejarah perusahaan NYK sendiri tentu mewarnai museum ini. NYK adalah perusahaan pertama di Jepang yang melayari penjelajahan jauh ke berbagai negara. Jepang sendiri adalah negeri pengapalan terbesar ketiga di dunia.

Lalu muncul kapal penjelajah yang mewah di Jepang untuk bepergian antar negara seperti Asama Maru, Kamakura Maru, Nitta Maru, dan Yawata Maru. Lalu muncul perang dunia kedua. Kapal raksasa Jepang Terukuni Maru tenggelam tahun 1939 di Harwich, Inggris.

Kapal raksasa lain Hikawamaru akhirnya menjadi kapal rumah sakit, termasuk menjelajahi Indonesia membawa korban perang. Setelah perang dunia selesai, kapal-kapal besar Jepang dimodernisasi lebih canggih dan menjelajahi seluruh penjuru dunia.

NYK pun membuat kapal logistik sesuai kebutuhan bisnis transportasi kelautan. Misalnya kapal pengangkut bahan bakar minyak, kapal peti kemas, kapal kargo lainnya, semua dipajak di museum tersebut dalam bentuk miniatur kapal masing-masing.

Sebuah kapal kuno buatan Inggris tahun 1874 yang akhirnya dibeli Jepang tahun 1875 oleh Yubin Kisen Mitsubishi Kaisha, lalu tahun 1885 diambil alih NYK. Kapal ini dimanfaatkan berlayar ke Shanghai, Tiongkok. Panjangnya 98,85 meter dengan berat 2.121 ton kecepatan 12,5 knot lebarnya 10,76 meter. Seusai melihat museum bagian akhir seperti biasa adalah Toko Museum untuk membeli oleh-oleh misalnya kapal miniatur dan segala produk terkait dunia perkapalan Jepang.

Museum maritim ini tentu saja bukan hanya menarik bagi pecinta dunia perkapalan. Tetapi orang biasa pun direkomendasikan ke sana untuk mengerti dunia kelautan dan perkapalan sejarah Jepang yang merupakan negara kepulauan. Ada sedikitnya 6.000 pulau di Jepang. Sama seperti Indonesia yang merupakan negara kepulauan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com