Di antara berjenis-jenis mobil, termasuk yang paling mewah, terselip mobil roda tiga buatan Daihatsu yang pertama diproduksi tahun 1957. Bentuk awalnya masih tanpa pintu. Baru pada Agustus 1959, lahirlah model yang berpintu yang kemudian dikenal di Indonesia sebagai bemo singkatan dari becak motor.
Bemo yang bernama ”KTP” Daihatsu Midget Model MP5 itu di Indonesia semula digunakan sebagai kendaraan pengangkut atlet peserta Game of the New Emerging Forces alias Ganefo pada 10 November 1963 di Gelora Bung Karno, Senayan. Setelah itu bemo menjadi angkutan umum di sejumlah kota. Di Jakarta, hari ini bemo menunggu ajal, terseok-seok di tengah kepadatan jalanan di sejumlah wilayah, seperti di Tanah Abang-Karet-Benhil, Jakarta Pusat.
Jelang pertengahan era 1960-an, mobil jenis itu digunakan militer di Indonesia. Pada era setelah itu Toyota gagah melintasi jalan-jalan di kota, sebagai bagian dari gaya hidup kaum urban. Hari ini Toyota Land Cruiser yang sudah uzur pun masih cukup perkasa ”dipekerjakan” sebagai angkutan pengangkut turis mendaki punggung Gunung Bromo, Jawa Timur.
Wisata budaya
Toyota Auto Museum dibuka pada 16 April 1989 sebagai bagian dari perayaan 50 tahun Toyota Motor Corporation. Museum 3 lantai itu menyimpan lebih dari 140 mobil buatan sejumlah negara dari masa ke masa.
Di negeri asalnya, mobil tumbuh seiring dengan kebutuhan masyarakat dan pertumbuhan Jepang sebagai bangsa. Rakyat butuh, rakyat membuat. Sungguh, Jepang merupakan bangsa produsen, bukan konsumen. Menarik disimak satu bagian yang menggambarkan perubahan gaya hidup masyarakat Jepang dilihat dari mobilnya. Mobil dipajang secara kronologis dalam enam zona, berikut memorabilia atau benda-benda kenangan yang tren pada zaman masing-masing.
Dimulai dari akhir era Meiji pada awal 1900-an sampai awal periode Showa 1920-1940-an. Masa tersebut ditandai dengan westernisasi, masuknya barang impor, dan inisiasi industri termasuk mobil. Berikutnya adalah zona pemulihan setelah Perang Dunia II 1945-1950. Ketika itu Jepang telah mengenal Coca Cola.
Memasuki Zona Mobil Pribadi, tertera penanda waktu 1965-1975. Jepang makin makmur. Mobil menghuni garasi setiap rumah, warga semakin besus alias fashionable. Zona terakhir adalah Diversity Zone era 1975 ke atas ketika kota-kota di Jepang telah menjadi kota dunia.
”You only live twice”
Di lantai satu di museum kita disambut mobil Swift buatan Inggris tahun 1905. Tak jauh dari mobil antik ada kendaraan futuristik. Dua lantai selanjutnya terbagi-bagi secara tematik sehingga pengunjung bisa berfokus menikmati mobil. Lantai dua terbagi dalam enam tema, antara lain tema era pelopor (1800-1910) sampai tema era mobil mewah (1910-an-1930-an). Lantai tiga terbagi dalam lima tema, antara lain tema khusus mobil buatan tangan orang Jepang, tema mobil-mobil sport, dan tema langkah menuju masa depan.
Semula ada masalah dengan mobil yang ternyata kurang sesuai dengan postur Sean Connery, aktor pemeran Bond. Lalu dicari akal untuk membuka atap mobil agar James Bond bisa berkendara dengan nyaman. Dalam waktu dua minggu mobil sudah siap ikut beraksi bersama Connery. Bukan hanya satu, melainkan dua mobil sekaligus yang disiapkan khusus bagi Tuan Bond agar bisa ngebut di jalanan Jepang.
Hebat memang Jepang. James Bond pun ”takluk” untuk naik mobil Jepang. Mereka mewujudkan mimpi, ”Make one dream come true, you only live twice...”. (FRANS SARTONO)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.