Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tenggelam dalam Keindahan Selat Alas

Kompas.com - 04/04/2015, 16:19 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

KOMPAS.com – Sisa-sisa keindahan lanskap Bukit Pergasingan masih membayangi perjalanan darat menuju Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Kamis (19/3/2015). Mobil pikap kabin ganda yang sedari awal menemani hari-hari Kompas.com bertajuk“Ekspedisi Alam Liar”, segera menyeberangi Selat Alas. Aspal hitam Pulau Lombok akan berganti dengan jalan panjang di Pulau Sumbawa.

Sore itu, Lombok Timur siap menyambut senja. Menjelang tiba di Pelabuhan Kayangan, di satu sudut pasar pinggir Jalan Raya Pelabuhan Kayangan, buah srikaya sedang mengalami masa kejayaannya. Di etalase sederhana yang terbuat dari kayu, buah srikaya tertumpuk rapi.

Sayang, kami tak sempat mampir untuk membeli. Sebab, kami harus segera menyeberang Selat Alas untuk meninggalkan tanah Sang Dewi Anjani yang tersohor. Selat Alas merupakan selat yang memisahkan Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, dua pulau besar di provinsi Nusa Tenggara Barat.

Dari pantauan KompasTravel kala itu, pelataran parkir pelabuhan tak terlalu dipadati oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Kapal feri telah tersedia di dermaga begitu kami sampai. Para penyeberang segera berlalu lalang memasuki kapal. Dengan mengeluarkan biaya Rp 436.000, kami siap dibawa menyeberang oleh sang kapal feri.

Semua penumpang siap tenggelam dalam keindahan Selat Alas ditemani oleh Kapal Motor Penumpang (KMP) Mutiara Pertiwi Panjang. Begitu kapal lepas dari pelabuhan, air laut mulai terbelah oleh haluan kapal. Lambung kapal segera ditinggalkan oleh para pengemudi menuju dek atas kapal. Semilir angin laut mengibaskan rambut dan mengusap wajah.

Sejauh mata memandang sekeliling, warna biru terkelir. Orang-orang memenuhi sudut-sudut dek atas kapal. Ada yang terlelap dalam tidur, sibuk dengan gawai telepon pintar, memandang laut lepas berharap rindu terbalaskan ketika sampai di rumah.

Suara mesin kapal feri makin menggaung memenuhi lautan yang bisu. Di dalam ruang penumpang, bangku-bangku setia menemani menuju Pototano. Sebuah warung sederhana di ruang penumpang menyediakan kudapan ringan jika lapar. Air mineral, biskuit, indomie, dan beberapa makanan dan minuman lain tersedia.

Perlengkapan darurat seperti pelampung dan sekoci terbujur rapi di atas dek kapal. Kami tak mau ketinggalan momen. Di atas dek kapal, kami memandang cakrawala luas bertaburan awan-awan tebal hitam, sambil menikmati makanan. Saat itu memang awan hitam pertanda akan hujan, menemani perjalanan. Bulan terbaik untuk berwisata di Nusa Tenggara Barat adalah sekitar Mei-Agustus, ketika musim kering dengan langit cenderung bersih.

Kompas.com/Wahyu Adityo Prodjo Suasana di atas dek kapal feri KMP Mutiara Pertiwi Panjang, Kamis (19/3/2015). Pemandangan laut, pulau, dan suasana kapal yang ditawarkan kapal feri ketika menyeberang merupakan salah satu atraksi wisata tersendiri yang sayang jika dilewatkan.

Sumbawa di ujung horizon

Di tengah perjalanan, jangan lewatkan lanskap alam yang terlihat di dari atas kapal. Pulau Sumbawa terlihat di ujung horizon dan juga pulau-pulau kecil di dekatnya. Pulau Kenawa, Hantu, dan Belang juga tak luput dari pandangan. Begitu juga garis Pantai Lampu Ijo yang putih bersinergi dengan warna hijau bukit. Gelombang-gelombang laut yang membiru juga sayang untuk dilewatkan.

“Ini baru penyeberangan. Asik banget pemandangannya. Apalagi pas mau sunset ya. Romantis-romantis gitu,” kata Febri, salah satu anggota tim ekspedisi.

Dua jam berlalu, sang kuda laut besi hampir tiba di peraduannya. Dermaga mulai terlihat hiruk pikuk pelabuhannya. Menara pemancar komunikasi tertancap di sebuah puncak bukit kecil Pulau Sumbawa.

Mercusuar dengan kerlap kerlip lampu hijau berdiri seperti penjaga pantai. Satu persatu kapal merapat dan dari arah Pototano, kapal juga meninggalkan pelabuhan. Penumpang-penumpang mulai bergegas merapikan barang bawaan. Harmoni suasana lalu lintas pelabuhan dan kehidupan sementara di atas laut yang menarik jika dilewatkan. (bersambung)

Ikuti kisah perjalanan "Ekspedisi Alam Liar'' dari tim Kompas.com saat menjelajahi Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa di Nusa Tenggara Barat pada 18-25 Maret 2015 dalam liputan khusus "Ekspedisi Alam Liar".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com