Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dollar Menguat, Pelaku Pariwisata di Bali Untung atau Rugi?

Kompas.com - 29/08/2015, 09:33 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar AS memang tidak berdampak buruk pada kunjungan wisatawan di Bali. Akan tetapi kondisi ini justru tidak menguntungkan pelaku pariwisata yang tentunya beberapa pelaku pariwisata. Hal ini disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati.

"Bagi kami dengan naiknya nilai dollar AS sebenarnya tidak menguntungkan bagi kami (pelaku pariwisata), tidak banyak membantu. Justru dirugikan dengan kondisi yang tidak pasti seperti ini," kata Cok Ace, Denpasar, Bali, Jumat (28/8/2015).

Mantan Bupati Gianyar yang akrab dipanggil Cok Ace ini menyampaikan bahwa beberapa bulan lalu PHRI menandatangani MoU atau nota kesepahaman untuk penggunaan kurs rupiah dalam bertransaksi. Akan tetapi, pihak hotel dan restoran yang menggunakan bahan baku dan fasilitas impor maka harus menggunakan nilai tukar dollar.

"Masih banyak produk yang digunakan masih impor seperti daging, wine, barang cetak mencetak, masih didatangkan dari luar negeri. Dan membelinya mengunakan dollar bukan rupiah," tambahnya.

Cok Ace berpikir untuk menaikkan tarif agar seimbang dengan kondisi nilai tukar dollar yang merangkak naik beberapa bulan terakhir ini yang mencapai angka Rp 14.000. Tarif hotel dan harga menu di restoran belum dievaluasi sejak terjadinya Bom Bali beberapa tahun lalu di mana asumsi rate dollar Rp 9.300.

Menurut Cok Ace, evaluasi sudah dilakukan saat ini, tidak pada evaluasi tahunan tapi sudah dihitung jam per jam dengan perubahan yang terjadi. Walaupun menguatnya dollar tidak menguntungkan bagi pelaku pariwisata tapi tidak berdampak buruk pada kunjungan wisatawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com