Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Menarik di Balik Masjid Tertua di Kalimantan Selatan

Kompas.com - 07/09/2015, 17:06 WIB

BANJARMASIN, KOMPAS.com - Masjid Sultan Suriansyah di Jalan Alalak Utara RT 5, Kelurahan Kuin Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin merupakan masjid tertua di Kalimantan Selatan. Berdasarkan fakta sejarahnya, masjid ini dibangun saat Islam baru saja merambah Kalimantan Selatan.

Diperkirakan pembangunannya pada 1526 masehi, tak lama setelah raja Kerajaan Banjar pertama, Pangeran Samudera yang kemudian bergelar Sultan Suriansyah memeluk Islam dan diikuti oleh seluruh rakyatnya.

Masjid ini dinamai Masjid Sultan Suriansyah karena dibangun atas prakarsa dan di masa pemerintahan Sultan Suriansyah. Sebelumnya, suku Banjar beragama Hindu, namun sejak memeluk Islam, otomatis diperlukan tempat ibadah berupa masjid yang memadai untuk menampung jemaahnya.

Akhirnya, atas ide sang Sultan, dibangunlah masjid ini, kemudian dinamai Masjid Sultan Suriansyah. Masjid ini tergolong destinasi wisata kuno di Kalimantan Selatan. Mengingat usia masjid tersebut yang pada 2015 ini genap berumur 489 tahun, masjid ini memiliki banyak keunikan.

Dari segi fisiknya, bangunan masjid ini sarat dengan budaya Banjar, nilai-nilai akidah Islam dan menyimbolkan tentang sejarah awal kedatangan Islam di Bumi Lambung Mangkurat ini. Arsitektur masjid ini menggunakan bangunan berundak, bertingkat empat.

Kubah masjidnya berbentuk kerucut. Di bagian atasnya ada semacam tongkat berukir. Bagian atapnya pun penuh ukiran khas Banjar. Keseluruhan bangunan masjid ini masih berbahan kayu ulin. Kayu ulinnya masih tampak kokoh, bersih dan terawat.

Umumnya masjid di Banjarmasin awalnya berbahan ulin namun karena dimakan usia, lantas banyak yang lapuk, sehingga diganti dengan semen. Namun, berbeda dengan Masjid Sultan Suriansyah.

"Bisa dikatakan, masjid ini masjid tua di Banjarmasin yang masih berbahan ulin keseluruhannya. Walau pernah direnovasi beberapa kali, tetapi bahan ulinnya masih dipertahankan," jelas pengurus masjid ini, Muhammad Zailani.

kalsel
Masjid berusia 489 tahun ini memiliki banyak keunikan.  (Banjarmasin Post/Yayu Fathilal)

Soal arsitekturnya, ternyata ada pengaruh besar dari masjid di Demak, Jawa Tengah. Berdasarkan fakta sejarahnya, penyebaran Islam di Kalimantan Selatan memang berasal dari Demak.

Menurut kisahnya, dulu Sultan Suriansyah dan seluruh rakyat Kerajaan Banjar beragama Hindu. Dia terlibat perang saudara dengan pamannya, Pangeran Tumenggung.

Disebutkan dalam Hikayat Banjar, Pangeran Samudera yang santun disenangi kakeknya, Maharaja Sukarama yang berkuasa di Kerajaan Negara Daha yang situsnya sekarang berada Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan.

Maharaja kemudian memutuskan untuk mewariskan tahtanya ke cucunya ini. Hal itu membuat sang paman yang merupakan anak pertama sang raja, yaitu Pangeran Tumenggung berang. Sejak lama sang paman memang mengincar takhta kerajaan.

Akhirnya, agar tak dibunuh sang paman, Pangeran Samudera melarikan diri dengan menyamar sebagai nelayan dan berkelana hingga ke daerah Kuin di Bandarmasih (nama lama Banjarmasin). Sementara Pangeran Tumenggung naik tahta memerintah Tanah Banjar dengan membuat kerajaan baru bernama Kerajaan Negara Dipa.

Karena Pangeran Samudera seorang berperilaku halus sehingga dia banyak disukai warga. Kabar itu didengar oleh Patih Masih yang menguasai Bandarmasih kala itu.

Karena Patih Masih tak menyukai Pangeran Tumenggung, akhirnya dia dan beberapa patih lainnya sepakat membentuk kerajaan tandingan, yaitu Kerajaan Banjar dengan rajanya adalah Pangeran Samudera.

Hal ini membuat Pangeran Tumenggung makin berang dan kian berambisi membunuh keponakannya itu. Sejak berdirinya kerajaan ini, Pangeran Samudera dan sang paman selalu terlibat perang saudara dengan kekalahan yang silih berganti.

Untuk memenangi perang ini, Pangeran Samudera kemudian meminta bantuan Kerajaan Demak. Pihak Kerajaan Demak menyanggupinya, dengan syarat Raja Banjar dan seluruh rakyatnya bersedia memeluk Islam, baik nanti hasilnya menang ataupun kalah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com