Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencicipi Menu Serba Baru di Marutama Ramen

Kompas.com - 18/11/2015, 10:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Harum dari bumbu kuliner asal Jepang mulai menelusup ke hidung ketika semangkuk mie ramen mulai tersaji di hadapan saya. Di depan saya kini juga hadir semangkuk kuah kaldu berwarna kuning. Rasanya tak sabar untuk segera mencicipi dua makanan tersebut.

Sebuah tempat yang menyediakan kuliner ramen adalah Marutama Ramen. Restoran ini berada di lantai dasar Gedung Sentral Senayan 1, Jakarta.

Marketing & Promotion Supervisor Marutama Ramen, Gladys sedikit menceritakan tentang menu-menu baru di Marutama Ramen.

Kuliner yang akan disajikan bernama Shirunashi Curry Ramen, Pirikara Tebasakiage, dan juga Tamago. Selain itu, setelah makan besar, akan hadir makanan penutup yakni Matcha Cream Brulee.

Ketika mulai tersaji, saya mulai menyantap Shirunashi Curry Ramen. Pertama saya mulai menyeruput kuah kaldu yang berwarna kuning.

Rasa gurih membekas keras di lidah. Gladys mengatakan jika kuah yang disajikan di Marutama Ramen ini diolah tanpa menggunakan penyedap.

Di sebelah kuah kaldu, ramen dengan irisan daging ayam berbumbu manis segera saya aduk. Di sisi lain, sebutir telur berwarna coklat siap menemani.

Ramen ini disajikan dengan kuah yang terpisah. Lain jika saya memesan Tamago Ramen. Kuah kaldu pada menu Tamago Ramen dicampur dengan olahan mie dan telur.

KOMPAS.com / Wahyu Adityo Prodjo Menu tambahan, Pirikara Tebasakiage di Restoran Marutama Ramen, Senayan 1, Jakarta, Jumat (13/11/2015). Menu daging ayam tersebut dijual dengan harga Rp 36.000.
Tamago adalah sebutir telur yang diolah secara khas. Pada bagian putih telur berbentuk keras seperti telur rebus.

Namun, jika dibelah dan dinikmati bagian dalam yakni kuning telur akan terasa lumer. Gladys menyebut cara mengolah Tamago membutuhkan keahlian khusus.

Saya segera menyantap ramen yang sudah diaduk. Rasa gurih dari bumbu daging ayam muncul ketika saya mulai mencecap. Ramen yang dimasak juga tak terlalu keras maupun lembek. Untuk memasak ramen tersebut, Marutama Ramen ternyata memiliki standar yang digunakan.

"Cara memasak mi pakai waktu. Kita di sini masak selama 40 detik," jelas Corporate Chef Marutama Ramen, Lucky Agustino.

Sebenarnya tentang keras dan lunaknya mie ramen itu adalah selera. Lucky mengatakan para pengunjung Marutama Ramen dapat meminta kepada pelayan tingkat tekstur mi.

Sambil menikmati mie ramen yang terasa kering tanpa kuah, saya menyeruput kuah kaldu. Menurut Gladys, pemilihan pencampuran kuah kaldu juga berdasarkan selera masing-masing.

Saya tetap asyik menyantap kuah kaldu dengan potongan-potongan daging ayam dari sajian Pirikara Tebasakiage. Tamago juga tak ketinggalan saya kunyah perlahan sambil menghisap kuning telur yang ada di dalam.

Menu penutup yaitu Matcha Creme Brulee siap digilir. Warna merah, hijau, putih, dan coklat berpadu padan di sebuah gelas kecil. Menu ini adalah olahan teh hijau Jepang dengan campuran karamel.

Bagi para pengunjung yang ingin menikmati kuliner-kuliner di Marutama Ramen tersedia berbagai pilihan menu baru. Untuk Shirunashi Curry Ramen seharga Rp 68.000 untuk pilihan daging ayam, Pirikara Tebasakiage seharga Rp 36.000, dan Matcha Creme Brulee dijual seharga Rp 28.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com