Teluk Pemuteran merupakan destinasi wisata berbasis konservasi terumbu karang yang diakui keberhasilannya oleh beberapa negara termasuk Amerika Serikat yang sempat melakukan observasi.
Saat berkunjung ke Buleleng, Jumat (27/11/2015), Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana juga berkunjung ke kawasan Pemuteran.
Pitana menegaskan bahwa Teluk Pemuteran layak diajukan ke UNWTO. "Kita usulkan, Pemuteran ini sebagai destinasi pariwisata berbasis konservasi alam khususnya terumbu karang, di ajang kompetisi yang dilakukan oleh UNWTO," katanya.
UNWTO adalah lembaga PBB membidangi pariwisata yang bermarkas di Madrid, Spanyol. Pertimbangan Kemenpar memilih Teluk Pemuteran karena pariwisata ini sudah mampu mengubah karakter masyarakat setempat yang semula merusak karang untuk dijual berubah menjadi menjaga karang sampai melakukan penanaman karang untuk konservasi alam yang harus tetap dijaga.
Agung Prana, penggagas dan pengelola konservasi Teluk Pemuteran mengatakan bahwa kondisi Teluk Pemuteran sejak ditemukan pada tahun 1988 dengan kondisi rusak parah. Namun saat ini sudah menjadi destinasi wisata yang indah dan menjadi tumpuan hidup masyarakat setempat.
"Saat saya menemukan Teluk Pemuteran pada tahun 1988 lalu, kondisinya rusak parah. Karang rusak, ikan tidak ada, dan masyarakat setempat tertinggal (miskin)," kata Agung Prana, di Buleleng, Sabtu (28/11/2015).
"Puluhan tahun saya berupaya menjadikan kawasan ini bisa pulih kembali dari kerusakan. Memang tidak gampang dan butuh modal pribadi untuk memperbaiki kawasan ini. Tidak ada bantuan dari mana pun," ujarnya.
Berbagai upaya dilakukan dengan mengajak masyarakat melestarikan terumbu karang dengan menanam karang menggunakan teknik biorock. Teknik biorock pernah dilakukan di Amerika dan Australia oleh dua ahli karang luar negeri, tapi gagal.
Teknik biorock ini dimana kerangka besi yang diletakkan di laut sebagai media penamaan karang dialiri listrik tegangan rendah sekitar 5 watt untuk merangsang pertumbuhan karang.
Teknik ini ternyata keberhasilannya luar biasa sehingga Teluk Pemuteran banyak mendapatkan penghargaan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.