Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infrastruktur Dukung Pariwisata

Kompas.com - 25/01/2016, 19:28 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Program pemerintah untuk mengembangkan sepuluh destinasi wisata prioritas memerlukan dukungan infrastruktur dasar yang memadai. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan mendukung dengan membangun akses jalan, suplai air bersih, dan sanitasi dengan anggaran sekitar Rp 4 triliun.

”Presiden ingin agar 10 destinasi wisata didukung sehingga dapat mendatangkan 20 juta wisatawan mancanegara. Semua program kementerian dikeroyok di situ. Kami mendukungnya. Misalnya, destinasi wisata di Labuan Bajo butuh air dan toilet berstandar hotel bintang empat,” tutur Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam diskusi soal infrastruktur yang diselenggarakan Kementerian PUPR, Markplus Center for Infrastructure, dan Galang Kemajuan Center, Sabtu (23/1/2016), di Jakarta.

Pemerintah telah menetapkan sepuluh destinasi wisata unggulan, yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Borobudur (Jawa Tengah), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Belitung (Bangka Belitung), Morotai (Maluku Utara), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), dan Tanjung Lesung (Banten). Pengelolaan destinasi unggulan itu berwujud kawasan ekonomi khusus.

Menurut Basuki, pembangunan infrastruktur untuk mendukung pariwisata secara khusus akan dimulai 2016. Namun, sebenarnya pembangunan sarana dan prasarana lain sudah dilakukan meski dengan skala kecil.

Perawatan

Menurut Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Andreas Suhono, pihaknya akan menambah sarana dan prasarana di 10 destinasi wisata prioritas secara bertahap, seperti di Labuan Bajo. Meski sudah tersedia, masih diperlukan sarana dan prasarana untuk sanitasi, pengelolaan sampah dan limbah.

Kompas/Iwan Setiyawan Sejumlah warga berebut menangkap sesaji yang dilemparkan suku Tenggger ke kawah Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, pada puncak perayaan Yadnya Kasada, Minggu (6/9/2009). Yadnya Kasada merupakan ritual warga suku Tengger dengan melarung hasil bumi atau ternak ke kawah Bromo sebagai wujud penghormatan terhadap nenek moyang mereka.
”Yang penting perawatan sarana dan prasarana yang sudah dibangun. Ketika Sail Komodo, (sarana dan prasarana) itu kita sudah bangun, tetapi tidak dirawat oleh pemerintah daerah,” kata Suhono. Sail Komodo diselenggarakan pada September 2013 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hediyanto W Husaini mengatakan, pihaknya akan meningkatkan kualitas akses jalan menuju 10 destinasi wisata prioritas.

”Rencana jalan tol sudah diarahkan ke Tanjung Lesung. Kami akan alokasikan anggaran untuk membangun jalan lingkar Samosir dan jalan lingkar Danau Toba,” katanya. (NAD)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com