Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geopark Rinjani, Taman Bumi Jadi Daya Tarik Wisata

Kompas.com - 01/02/2016, 14:29 WIB
MATARAM, KOMPAS - Status taman bumi atau geopark dari sebuah kawasan geologi berpotensi meningkatkan daya tarik suatu destinasi wisata. Dalam konteks perkembangan daerah, laju sektor pariwisata terbukti menjadi penggerak ekonomi paling cepat ketimbang sektor-sektor lain.

Demikian disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman dalam pembukaan Seminar bertajuk ”Keindahan dan Potensi Rinjani sebagai Geopark Dunia” di Hotel Lombok Raya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (28/1/2016). Seminar tersebut hasil kerja sama Kementerian Pariwisata, Pemerintah Provinsi NTB, dan harian Kompas.

Kegiatan seminar itu menghadirkan pembicara dari sejumlah peneliti Museum Geologi, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Dadang menegaskan, dilihat dari sudut pengembangan wisata, status geopark dapat menjadi branding pada sebuah destinasi yang berdampak signifikan mengangkat citra dan popularitas sebuah kawasan.

”Terlebih pengembangan sektor pariwisata menjadi salah satu prioritas utama pada pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla,” ungkapnya.

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO Pendaki menapaki padang sabana menuju puncak Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat, Minggu (24/1/2016). Saat ini, 90 persen pendaki gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut itu adalah wisatawan mancanegara.
Salah satunya, pemerintahan Jokowi-JK telah menetapkan target kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 20 juta orang pada 2019. Saat ini, kunjungan wisman ke berbagai destinasi wisata di Indonesia baru sekitar 10 juta orang per tahun.

Hanya saja, Dadang mengingatkan, butuh sinergitas pilar-pilar yang berperan penting dalam pengembangan wisata, mulai dari perbaikan infrastruktur, pengembangan destinasi, pelaku wisata, dan investasi.

”Yang terpenting, masyarakat harus menjadi pelaku utama di dalamnya,” ungkapnya.

Angkat perekonomian

Sejumlah pengalaman pengelolaan geopark di berbagai lokasi membuktikan bahwa konsep taman bumi mampu menghadirkan pendapatan ekonomi yang sangat besar.

Tiongkok, misalnya, dari pendapatan wisata sekitar 6 miliar dollar AS atau Rp 80 triliun, sekitar 62 persen di antaranya atau mencapai Rp 49 miliar disumbangkan dari pengelolaan 33 kawasan geopark global.

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Dadang Rizki Ratman berbicara dalam seminar "Keindahan dan Potensi Rinjani sebagai Geopark Dunia" di Hotel Lombok Raya, Kamis (28/1/2016). Dengan menjadikan Rinjani sebagai geopark dunia, kawasan itu nantinya akan dapat lebih terjaga dan juga merangsang pertumbuhan nilai ekonomi lokal melalui pariwisata.
Sementara di kawasan Pegunungan Sewu Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 2011, pendapatan asli daerah yang dihasilkan dari sejumlah destinasi wisata karst di lokasi tersebut baru sekitar Rp 800 juta.

Namun, setelah ditetapkan sebagai kawasan taman bumi global dunia, pendapatan aslinya meningkat menjadi Rp 22,5 miliar.

Pengembangan geopark Gunung Rinjani sebenarnya telah dimulai sejak 2008. Namun, baru tahun ini kawasan tersebut akan dinilai tim dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO).

Penilaian yang akan dibahas pada September 2015 tersebut menentukan apakah kawasan tersebut bisa masuk dalam jaringan taman bumi dunia (global geopark network).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Travel Update
Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Travel Update
Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Travel Update
Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut 'Flare' di Gunung Andong

Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut "Flare" di Gunung Andong

Travel Update
Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Travel Tips
Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Travel Update
5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

Jalan Jalan
4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com