Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Anggaran, Halmahera Timur Tak Ada Acara Selama GMT 2016

Kompas.com - 08/02/2016, 16:07 WIB
MABA, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara, sama sekali belum menyiapkan acara untuk menyambut gerhana matahari total (GMT) yang akan melintasi daerah itu pada 9 Maret. Pemerintah beralasan tidak ada anggaran.

Berdasarkan pantauan Kompas, hingga Jumat (5/2/2016), tidak ada sosialisasi dalam bentuk spanduk atau baliho pada sejumlah tempat umum seperti kantor pemerintah, sekolah, Bandara Buli, dan pasar.

Begitu pula wilayah padat penduduk, seperti perkampungan Buli dan Maba yang menjadi pusat ibu kota kabupaten. Sejumlah warga juga tidak mengetahui adanya peristiwa alam itu.

Padahal, Maba akan dikunjungi lebih dari 200 tamu dari dalam negeri dan mancanegara, baik wisatawan maupun peneliti, untuk menyaksikan fenomena alam itu.

Maba merupakan daratan terakhir yang dilintasi GMT dengan durasi total lebih kurang 3 menit 20 detik. Itu menjadi waktu terlama GMT di darat.

Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kabupaten Halmahera Timur Stephanus Tongo menuturkan, belum ada pertemuan untuk membicarakan tentang persiapan acara menjelang GMT.

Mereka baru mengetahui informasi itu, Januari lalu, setelah ada tim dari pemerintah pusat yang datang menyurvei lokasi pemantauan. Ada dua lokasi pemantauan, yakni di Maba dan Buli.

Sejumlah wisatawan dan peneliti asing dari Perancis, Belanda, dan Inggris sudah mengonfirmasi kehadiran mereka. ”Belum ada persiapan karena terkendala anggaran,” kata Tongo.

KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN Suasana jalan utama di Maba, ibu kota Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara, Jumat (5/2/2016). Kendati Maba merupakan salah satu kota yang dilintasi gerhana mata hari total pada 9 Maret nanti, tidak ada tanda kesiapan pemerintah setempat untuk menyambut fenomena alam itu.
Informasi tentang GMT itu umumnya diketahui kalangan pengelola hotel dan penginapan. M Saleh, pemilik Wisma Samada, menuturkan, 20 kamar sudah dipesan selama empat hari dari 7-10 Maret.

Muhibu Mandar (34), tokoh pemuda setempat, menyayangkan sikap pemerintah yang terkesan masa bodoh dengan adanya momentum tersebut. Masyarakat seharusnya disiapkan untuk memanfaatkan kedatangan para wisatawan.

Kegiatan yang bisa dilakukan adalah memperkenalkan budaya, potensi wisata alam, dan produk kreatif.

”Merancang kegiatan seperti itu tidak sulit. Yang sulit ialah pemerintah mau atau tidak,” katanya. (Frans Pati Herin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com