Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dongkrak Pariwisata, Kemenpar Ajak Daerah Berpartisipasi

Kompas.com - 08/03/2016, 16:29 WIB
Muhammad Irzal A

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu aplikasi Indonesia Incorporated dalam pariwisata ialah membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang dapat memberikan pemasukan besar bagi daerah maupun negara.

“Langkah tersebut akan giat dilaksanakan pada tahun ini untuk mendongkrak sektor pariwisata. Dengan incorporated, nanti kita akan asisteni untuk membentuk zona KEK di tiap daerah,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam sambutan peresmian Forum Kerjasama Pariwisata Pemerintah Daerah Seluruh Indonesia (FK-PPDSI) di Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata, yang dihadiri KompasTravel, Senin (7/3/2016).

Menurut Arief, di Indonesia saat ini ada delapan zona KEK yang telah terbangun, di mana tiga di antaranya merupakan kawasan pariwisata, yaitu Morotai (Maluku Utara), Tanjung Lesung (Banten), dan Mandalika (NTB).

Pemerintah menargetkan pada 2019 ada penetapan 17 KEK baru, dengan 10 KEK dari sektor pariwisata. Saat ini baru selesai terbentuk satu KEK pariwisata baru, yaitu Tanjung Klayar, Banten yang merupakan kawasan strategis pariwisata nasional.

“Sebenarnya saya ingin 100 KEK yang terbangun, karena Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) Indonesia yang merupakan cikal bakal KEK ada 222 tempat di Indonesia. Jika kita hanya bisa membangun 10 KEK dalam 5 tahun masa jabatan kita maka butuh 100 tahun untuk membangun pariwisata Indonesia,” ujar Arief Yahya.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Wisatawan di Pantai Kuta, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Sabtu (27/6/2015).
Menpar menambahkan, terlalu lama untuk membangun 222 KEK dalam waktu satu abad. Oleh karena itu butuh akselerasi yang diwujudkan dengan Indonesia Incorporated. Maka dari itu Kementerian Pariwisata membuat langkah-langkah kerja sama dari pemerintah provinsi hingga kabupaten dan kota.

Kementerian Pariwisata bekerja sama dengan para bupati untuk mengusulkan pembangunan semacam KEK di setiap wilayahnya. Nantinya KEK tersebut akan dipilih oleh provinsi untuk dibantu dan diajukan ke Kemenpar agar mendapatkan bimbingan.

“Kemenpar sendiri sebenarnya telah memberikan instruksi tertulis kepada para gubernur agar mengirimkan tiga KEK dari tiap wilayahnya. Ada 34 provinsi di Indonesia, jika ini dilakukan dengan konsisten, maka dalam satu term (masa jabatan menteri) akan ada 120 KEK terbangun,” kata Arief Yahya.

Namun, Arief menyesalkan karena sampai saat ini belum ada yang mengusulkan KEK dari tiap provinsi tersebut. Kemenpar berharap para gubernur mulai berkoordinasi dengan bupati dan wali kota untuk mengusulkan, agar tidak terjadi kekecewaan jika melihat kementerian membantu wilayah lain yang sudah mengajukan terlebih dahulu.

Arief mengatakan akan membantu seluruh persyaratannya bagi yang mengajukan KEK tersebut. “Ada sekitar 15 persyaratan. Untuk kawasan yang akan diajukan menjadi KEK akan dibantu oleh Kementerian Pariwisata seluruh persyaratannya,” ujar Arief.

KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI Salah satu sudut Pantai Klayar di Desa Sendang, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Pantai ini merupakan salah satu tujuan wisata andalan yang diusulkan menjadi taman bumi dunia.
"Salah satu syaratnya yaitu memiliki luas tanah sekitar 500 hektar yang sudah clear and clean," sambungnya.

Menpar mencontohkan luas lahan clear and clean tersebut kurang lebih seperti di Nusa Dua Bali, yang luasnya mencapai 350 hektare lebih. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com