SEJAK pagi, ratusan kerbau berkumpul di areal persawahan di Dusun Labuan Ala, Kecamatan Maronge, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Kerbau-kerbau ini bukan kerbau biasa. Mereka adalah kerbau petarung yang datang dari sejumlah desa untuk berlaga dalam ajang barapan kerbau.
Tradisi barapan kerbau adalah tradisi khas masyarakat Sumbawa yang digelar menjelang musim tanam. Saat musim hujan tiba, areal bertanding akan dilaksanakan di sebuah areal sawah yang tergenang kira-kira setinggi mata kaki.
Kerbau yang mengikuti barapan akan dibagi dalam berbagai kelas berdasarkan ukuran badan.
Kerbau yang berlaga terdiri atas sepasang kerbau yang dipasangi noga atau sepasang kayu yang dipasangkan di kedua leher kerbau. Lalu, di tengahnya dipasang kareng atau tepat joki berpijak.
Kerbau yang tercepat menabrak sakak adalah kerbau yang memenangi pertandingan.
Hadiah barapan kerbau bukanlah tujuan utama dari pemilik kerbau.
Bagi pemilik kerbau, selain menaikkan status sosial dan gengsi pemilik kerbau, kemenangan juga menaikkan harga kerbau menjadi berkali lipat.
Tak heran apabila pemilik kerbau akan mengistimewakan kerbau-kerbau yang dilatih menjadi kerbau petanding. (Lasti Kurnia)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.