Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Martabak Cokelat Kacang Ini Tetap Laris

Kompas.com - 15/04/2016, 13:24 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Selama 40 tahun lebih telah menjajakan martabak mulai di Bandung hingga akhirnya menetap di sudut Jalan Pecenongan, generasi Martabak 65A masih berlanjut. Dari martabak isi cokelat kacang yang melegenda hingga martabak isi toblerone masih terus ditawarkan hingga kini.

Semenjak karyawan mulai membuka warung pada pukul 16.00 WIB dan menata meja, mentega, kompor gas, loyang, dan bangku-bangku untuk tempat menunggu, pelanggan mulai berdatangan. Ada yang datang menggunakan mobil, ada pula yang datang menggunakan motor untuk menyantap kuliner martabak.

“Walaupun ada menu yang kekinian, di sini yang paling banyak terjual martabak isi cokelat kacang. Kalau diprosentase setiap hari bisa terjual sekitar 60 persen itu martabak coklat kacang, 40 persennya menu-menu yang kekinian,” kata pemilik Martabak 65A generasi kedua, Daniel Jusuf Sutikno kepada KompasTravel saat ditemui di Jakarta, Rabu (13/4/2016) lalu.

(BACA: Uniknya Martabak Kreasi Putra Jokowi)

Gempuran inovasi isi martabak yang ditawarkan penjual martabak lain tentu sedikit membuat risau Daniel. Namun, ia tetap percaya martabak rasa klasik yakni cokelat kacang akan terus bertahan.

“Di sini, dari dulu yang dikenalnya martabak cokelat kacang. Kekuatan kita di merek dan kekuatan rasa. Merek kita sudah dikenal tiga generasi mulai dari kakek, ayah, hingga anak atau cucu,” ungkapnya.

KOMPAS.com / Wahyu Adityo Prodjo Pembeli menunggu pesanan martabak di depan Martabak 65A yang terletak di Jalan Pecenongan no 65A, Jakarta.
Sedangkan, kualitas rasa martabak cokelat kacang baginya adalah kunci lain yang tetap dijaga. Ketika krisis moneter, ayahnya, Agustinus dan ibunya bersikukuh untuk tak ingin mengurangi kualitas rasa.

Setiap harinya, lanjut Daniel, ia bisa menghabiskan bahan tepung terigu untuk bahan adonan martabak hampir mencapai 50 kilogram. Sementara, setiap kilogramnya bisa menghasilkan adonan untuk dua loyang martabak.

“Jadi 50 kilogram bisa menghasilkan 200 loyang. Kalau weekend bisa menghabiskan lebih dari 50 kilogram tepung terigu,” jelasnya.

Salah satu pembeli Martabak 65A, Meliane (68) menceritakan kenangannya ketika pertama kali membeli martabak cokelat kacang pada tahun 1985. Ia dulu tinggal di daerah Mangga Besar kerap membeli martabak cokelat kacang untuk dibawa pulang dan disantap bersama anak-anaknya.

"Dari dulu di sini terkenal banget cokelat kacangnya. Nomor satu ya cokelat kacang dan keju. Sampai sekarang anak-anak saya juga suka beli," jelasnya.

KOMPAS.com / Wahyu Adityo Prodjo Pemilik Martabak 65A generasi kedua, Danniel Jusuf Sutikno yang merupakan anak dari Agustinus.
Hingga kini, martabak cokelat kacang di Martabak 65A selalu diingat Meliane. Bahkan setelah pindah dari Mangga Besar ke Cengkareng, ia menyempatkan untuk mampir ke Martabak 65A untuk membeli martabak.

"Saya suka martabak cokelat kacang karena gak terlalu manis. Selalu teringat dulu beli martabak cokelat kacang," ungkap ibu rumah tangga yang telah bercucu itu.

KompasTravel sempat mencicipi menu martabak cokelat kacang Martabak 65A. Rasa cokelat meses tak terlalu manis dan kacang cukup terasa empuk. Sisi pinggir martabak terasa renyah karena bertekstur tipis.

Martabak 65A terletak di Jalan Pecenongan Raya Nomor 65 A Jakarta Pusat ini. Letak kedai yang berdiri sejak 1970 silam tersebut tak jauh dari Hotel Redtop dan kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Jakarta Pusat.

Harga seloyang martabak cokelat kacang dengan diameter 30 centimeter ini ditawarkan dengan harga Rp 85.000 untuk reguler, Rp 110.000 untuk special, dan ukuran medium Rp 60.000. Martabak 6A buka mulai dari pukul 17.00 hingga pukul 00.00 WIB.

Pengunjung bisa mulai memesan dan mengambil antrian dari pukul 16.30 WIB. Jangan heran jika kewalahan harus menunggu antrian karena datang terlalu malam.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

Jalan Jalan
Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

Travel Tips
Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Jalan Jalan
Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Travel Update
Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Jalan Jalan
Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com