Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selaju Sampan Mulai Langka, Ini Uniknya Balap Sampan khas Pesisir Minang

Kompas.com - 19/04/2016, 07:38 WIB
Muhammad Irzal A

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu budaya Pesisir Minangkabau terutama di kabupaten Pesisir Selatan ialah selaju sampan, atau dalam Bahasa Indonesia ialah balap dayung sampan. Sejak dahulu, cara masyarakat Pesisir Selatan bersilaturahmi salah satunya dengan perlombaan selaju sampan.

Umumnya lomba ini diselenggarakan di berbagai pantai di Pesisir Selatan, salah satunya di Pantai Carocok Painan. Masyarakat Minang pesisir biasanya mengadakannya pada saat perayaan hari besar, upacara adat, lebaran, dan hari jadi Republik Indonesia, 17 Agustus.

Kepala Bidang Kepariwisataan, Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Pemuda dan Olahraga Pesisir Selatan, Armaini mengatakan, kini budaya tersebut sudah mulai terkikis.

"Budaya tersebut sudah jarang lagi dilakukan tiap perayaan, oleh karena itu kita fasilitasi salah satunya setiap hari jadi Pesisir Selatan," ujar Armaini saat berkunjung ke Mandeh, Minggu (17/4/2016).

Pada Festival Langkisau 2016 dalam rangka hari jadi kabupaten Pesisir Selatan diadakan lomba selaju sampan. Mengikutsertakan Atlet provinsi hingga nasional, juga masyarakat pesisir umumnya.

Ada 33 kelompok pedayang dari tiap daerah di Sumatera Barat. Pada lomba yang lalu, ajang ini digelar pada 14 hingga 17 April 2016, total pertandingan sebanyak 64 kali.

Tata caranya berbeda dengan balap sampan di Padang yang menggunakan sampan naga dan genderang. Di Pesisir Selatan, selaju sampan juga dilakukan berdasarkan kebudayaan masyarakatnya. Sampan tradisional terbuat dari kayu. Ada 12 orang mendayung dalam satu sampan.

Di garis finish, peserta terdepan harus menyentuh tong yang disediakan. Tim yang bisa menyentuhnya dengan dayung terlebih dahulu, itulah yang berhak menang.

Salah satu tim juri dari Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Pesisir Selatan, Paul mengatakan walaupun menggunakan budaya tradisional, peraturan pertandingannya berstandar nasional.

"Pertandingan ini peraturannya berstandar nasional, dari Pesisir Selatan sendiri memang sangat banyak atlet dayung dari provinsi hingga nasional," ujar Paul kepada KompasTravel saat menjadi juri Selaju Sampan, Sabtu (17/4/3016).

Para peserta akan menempuh jarak lurus 800 meter. Mulai dari Batu Kareta, dan selesai di pos angkatan laut, Corocok Painan. Sistem yang digunakan ialah sistem gugur, setelah dua kali bertanding.

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Lomba Selaju Sampan Tradisional, yang telah menjadi tradisi setiap hari jadi kabupaten Pesisir Selatan.
Tiap kelompok akan dipasang-pasangkan dan bertanding dengan kelompok pasangannya tersebut. Salah satu tim adalah juara bertahan tahun kemarin, yaitu Api-api Dayung Club, dari Kecamatan Koto XI Tarusan.

Selain itu, salah satu tim yang dijagokan ialah tim Pra PON 2016 dari Sumatera Barat. Ratusan orang pun memadati sisi Teluk Painan, sepanjang 70 meter.

Meski dimulai pukul 14.30, pengunjung sudah memenuhi sisi teluk pada pertandingan hari Sabtu (16/4/2016). Eri salah satu penyelenggara dari Dinas Pariwisata Pesisir Selatan, mengatakan pertandingan akan terus berlangsung walaupun hujan.

"Kalau hujan biasanya peserta tambah semangat, teriak-teriak. Kecuali hujan besar hingga badai, baru kita stop," ujar Eri pada KompasTravel, Sabtu (16/4/2016).

Ia menambahkan jika final masyarakat yang menonton bisa sangat banyak, memenuhi sisi teluk sepanjang 100 meter lebih. Mayoritas yang menonton ialah wisatawan lokal sampai pecinta sampan nasional.

Sekitar 2.000 orang memadati pelabuhan Angkatan Laut Painan. Penyelenggara menyediakan hadah Rp 10 juta untuk pemenang pertama, Rp 9 juta untuk juara dua, dan seterusnya hingga posisi ke lima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com