PANGKALAN BALAI, KOMPAS.com - Tar! Tar! Tar! Suara senjata yang dipakai dalam permainan paint ball memekakkan telinga merupakan tanda peluncuran Hutan Kemampo sebagai ikon wisata edukasi di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Minggu (17/4/2016).
Peluncuran secara resmi Kemampo sebagai wisata edukasi ini dilakukan oleh Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian didampingi Ketua Pusat Studi Desa Indonesia (PSDI) Sumsel yang juga Ketua Kadin Banyuasin Fauzi, serta Ketua Umum PSDI Edi Sabara.
Hutan Kemampo di Kelurahan Kayuara Kuning, Kecamatan Banyuasin III yang biasanya sepi, mendadak hari Minggu ramai pengunjung. Mobil keluar masuk hutan membawa tamu dan warga yang ingin menyaksikan seperti apa keramaian wisata edukasi di sana.
Selama ini keberadaan Hutan Kemampo menjadi pusat pembibitan unggul, penelitian oleh pelajar, mahasiswa, sekaligus rumah bagi sekitar 50 jenis pohon asli dan endemik langka serta ratusan jenis tanaman.
Jauh-jauh hari, Kemampo disiapkan menjadi wahana wisata alam. Pasalnya fasilitas penunjang seperti tempat perkemahan, arena out bond, waduk air dipadukan dengan kolam ikan sudah tersedia.
Saat ini fasilitas yang ada di Kemampo adalah area perkemahan, kolam pemancingan, permainan paint ball, dan flying fox.
Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian mengatakan keberadaan wisata edukasi Kemampo diharapkan bisa mendatangkan wisatawan untuk menikmati hutan sebagai destinasi wisata.
Menurut Yan, pihaknya tidak menutup mata melihat infrastruktur jalan menuju hutan Kemampo perlu perbaikan. Setelah jalan diperbaiki, selanjutnya masalah promosi perlu digalakkan.
"Perlu promosi yang baik untuk menjaring wisatawan minat khusus datang ke mari. Apalagi ada flying fox segala," katanya.
Sementara Ketua Umum PSDI Edi Sabara mengatakan, hutan Kemampo merupakan destinasi wisata berbasis lingkungan.
"PSDI nantinya akan fokus mengemas obyek wisata ini dan memberdayakan masyarakat di Kemampo. Jika wisatawan banyak datang ke sini, mereka butuh penginapan. Nah warga bisa menyediakan homestay. Lantas wisatawan juga membutuhkan makanan dan oleh-oleh. Di sinilah warga perlu dilibatkan," tambah Edi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.