Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Penyihir yang Terkutuk di Spanyol

Kompas.com - 20/05/2016, 11:00 WIB

BAGAIMANA sebuah desa mungil di Spanyol yang dihuni hanya 62 jiwa dikucilkan secara keseluruhan dan dikutuk dengan mantra yang begitu kuat sehingga hanya Paus yang dapat membatalkannya?

Untuk mengetahui lebih jauh tentang kisah aneh tentang sihir, takhayul, balas dendam, rasa iri dan kekuasaan, saya mendatangi desa Trasmoz, yang bersarang di kaki bukit yang diselimuti salju di pegunungan Moncayo, Aragon.

Trasmoz memiliki sejarah perihal dunia sihir selama berabad-abad dan saya mengatur pertemuan dengan Lola Ruiz Diaz, seorang penyihir lokal di masa modern ini, untuk mempelajari hal yang sebenarnya.

Saat saya menunggu kehadirannya di sebuah bilik dingin dan beku di kastil Trasmoz, sebuah bangunan peninggalan abad ke 12 yang separuh bangunannya sudah hancur serta bertengger di puncak bukit, saya menggigil seraya mengantisipasi apa yang bakal terjadi.

Ruiz, sang penjaga kastil, menyapa saya dengan senyum lebar. Dia berambut kelabu, bermata hijau, berpakaian serasi dengan sebuah laptop di lengannya - jauh sekali dari bayangan saya akan bola-bola kristal, lilin-lilin berwarna hitam dan kartu tarot.

Satu-satunya yang tampak membuatnya seperti penyihir adalah anting-antingnya - burung hantu kecil terbuat dari emas tergantung dengan sedikit bulu yang menempel - dan jimat emas di lehernya.

"Seluruh kisah tentang sihir di Trasmoz berawal di sini, di kastil ini," dia menjelaskan.

"Selama abad ke 13, para penghuni kastil ini mendedikasikan waktunya untuk menempa koin palsu. Dan agar menjaga masyarakat Trasmoz tidak menyelidiki suara goresan dan pukulan palu, mereka pun menyebarkan gosip bahwa para penyihir dan para dukun membunyikan rantai dan menempa kuali-kuali untuk memasak ramuan sihir di malam hari. Cerita itu berhasil, dan Trasmoz selalu dihubungkan dengan sihir."

Ruiz menjelaskan di masa itu Trasmoz adalah komunitas yang berkembang, merupakan wilayah dengan kekuasaan yang kuat, penuh dengan tambang besi dan perak serta dikelilingi hutan luas dan sumber air.

Tempat ini juga wilayah biasa, yang artinya bukan milik kekuasaan gereja Katolik, dan menurut dekrit kerajaan tidak harus membayar denda atau upeti kepada biara Veruela yang terdekat - kenyataan ini membuat gereja marah.

Jadi ketika gosip tentang Trasmoz sebagai surga bagi para penyihir mulai menyebar melampaui batas-batas desa, kepala biara Veruela memiliki kesempatan untuk menghukum masyarakat, dengan meminta Uskup Agung Tarazona, di kota besar terdekat, agar mengucilkan seluruh desa.

Artinya bahwa mereka tidak diizinkan untuk datang ke pengakuan dosa atau mengambil sakramen suci di gereja Katolik.

Komunitas kaum berduit di Trasmoz, yang campuran Yahudi, Kristen dan Arab, memilih tidak bertobat - yang menjadi satu-satunya cara untuk menghapus pengucilan. Perselisihan dengan Veruela berlangsung selama beberapa tahun, dan akhirnya tiba pada puncaknya ketika biara mulai mengalihkan aliran air dari desa dan bukannya membayar upeti.

Sebagai jawaban, Pedro Manuel Ximenez de Urrea, penguasa Trasmoz, mengangkat senjata melawan biara. Tetapi sebelum perang itu meletus, persoalan ini diambil alih Raja Ferdinand II, yang memutuskan bahwa tindakan Trasmoz dapat dibenarkan.

Gereja tidak pernah memaafkan perlawanan itu, dan - dengan izin secara terang-terangan oleh Paus Julius II - menjatuhkan kutukan kepada desa itu pada 1511 dengan merapalkan psalm 108 dari Book of Psalms - alat paling sahih yang dimiliki gereja untuk mengumumkan sebuah kutukan.

Mereka menuduh bahwa Pedro Manuel dan masyarakat Trasmoz telah dibutakan oleh sihir, dan karena kutukan itu dijatuhkan oleh Paus, maka hanya Paus yang memiliki kekuatan untuk membatalkannya. Tidak seorang Paus pun yang membatalkan kutukan itu sampai hari ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com