Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuliner Indonesia, Potensi Besar tetapi Minim Promosi

Kompas.com - 30/05/2016, 06:16 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

LONDON, KOMPAS.com – Salah satu sudut yang paling banyak dikunjungi warga dalam Indonesian Weekend di Potters Field, London, Inggris adalah stan penjual makanan.

Berbagai jenis makanan Indonesia seperti sate, rendang, bakso, berbagai jenis gorengan dan lainnya disajikan  untuk para pengunjung.

Tak hanya makanan yang sudah siap disantap yang disediakan, tetapi juga demo masak yang dilakukan oleh para juru masak terbaik.

Salah satu juru masak yang hadir di London adalah Gede Susila Yadnya, head chef dari Potato Head Club di Bali.

Gede yang sudah 20 tahun berkecimpung di dunia kuliner mengatakan, acara demo masak yang akan digelarnya adalah sebagai salah satu cara mempromosikan makanan-makanan Indonesia di luar negeri.

“Dari Sabang sampai Merauke ada banyak sekali jenis makanan di Indonesia. Jadi seharusnya kita semua bangga jika bisa mempromosikannya,” kata Gede.

Dalam demo masaknya, Gede akan menggelar cara memasak soto, kari ayam, rendang, sambal goreng udang hingga cendol.

“Soto dipilih karena makan yang sangat umum. Di Indonesia makanan berkuah seperti soto dan bakso sangat populer. Dan saya kira soto sangat cocok untuk warga London di saat cuaca dingin,” tambah Gede.

Gede melanjutkan, untuk memasak soto dia membawa sendiri sejumlah bumbu dari Indonesia dan sebagian dibeli di London.

“Ada yang dibeli di Indonesia seperti kencur, tapi yang lain bisa ditemukan di London. Nanti ke depan harus ada kencur di sini,” kata Gede.

Demo masak ini, ulang Gede, adalah bagian dari upaya untuk semakin memperkenalkan seni kuliner Indonesia di manca negara.

Sebab dari pengalamannya bekerja di tujuh negara selama kurang lebih 20 tahun, Gede menilai, makanan Indonesia kalah bersaing dibanding makanan dari negeri tetangga.

“Dibanding makanan Thailand, India atau China, masakan Indonesia masih di bawah. Sehingga acara semacam ini penting untuk mempromosikan makanan Indonesia,” kata Gede.

Apalagi, lanjut Gede, dari pengalamannya sebagai juru masak di berbagai negara, dia sangat yakin makanan Indonesia yang kaya bumbu dan rempah akan cocok dengan lidah orang “bule”.

“Bahkan di Bali, para turis Australia paling suka makanan Indonesia, makanan warung. Namun, tetap rasa dan kebersihannya dijamin,” kata dia.

Kesimpulannya, makanan Indonesia memiliki segala potensi untuk mendunia. Namun, mengapa hingga kini makanan Indonesia masih belum mampu bersaing dengan kuliner negara lain?

“Dari pengalaman saya, para pejabat pemerintah yang duduk di atas harus sering turun ke bawah untuk mengetahui apa saja yang bisa dilakukan untuk mempromosikan Indonesia,” kata Gede.

Promosi, lanjut Gede, sangat penting. Sebab, tanpa promosi tak akan ada yang tahu soal potensi dan keunggulan makanan Indonesia.

“Inilah saatnya, Indonesia lebih sering menggelar ajang semacam ini untuk terus menunjukkan kemampuan dan potensi bangsa ini,” pungkas Gede. (Ervan Hardoko dari London, Inggris)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com